Mahasiswa KKN Unud Gelar Pelatihan Kursus Tani Budidaya Padi Subak dan Penyuluhan PMK

(Baliekbis.com), Sebanyak 62 krama Subak Sangkungan di Desa Tangkup, Karangasem belajar bertani terkait untuk merangsang pertumbuhan akar padi dan cara menanggulangi mencegah wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK). Pelatihan Kursus Tani Budidaya Padi Subak beserta Penyuluhan PMK itu digelar Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Udayana (KKN Unud) di Desa Tangkup, Selasa (16/8). “Ini sebagai bentuk dorongan kepada masyarakat agar hewan ternak dan produksi tanaman padi di Desa Tangkup dapat diproduksi jauh lebih baik,” kata Tim Penyuluh I Dewa Made Yudistira.

Dengan pengetahuan yang dimiliki, para petani diharapkan dapat memperoleh keuntungan maksimal secara berkelanjutan dalam sistem produksi. Hal ini sebagai upaya meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani melalui pendekatan dengan mengintergrasikan berbagai komponen teknologi sehingga bisa memecahkan masalah yang ada di pertanian Desa Tangkup. Selain itu, juga membahas beberapa materi yang menarik dan mengedukasi para krama subak Sangkungan Desa Tangkup. Salah satunya pemupukan berimbang pada tanaman padi, Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) utama tanaman padi dan pengendaliannya sampai pestisida dan teknik aplikasinya dalam memproduksi padi.

Pembicara kedua dan ketiga I Putu Bawa Ariyanta dan I Made Putra juga menjelaskan pentingnya pupuk pada tanaman padi dan diharapkan petani mau dan mampu melaksanakan pemupukan sesuai dengan kebutuhan tanaman terhadap unsur hara, hal ini berguna untuk meningkatkan produksi tanaman. Para krama subak mengetahui tentang pestisida guna mencegah lebih awal.

Pada hari kedua penyuluhan berfokus pada pencegahan Penyakit Mulut Kuku (PMK) dan praktik bersama pembuatan pupuk organik serta pupuk PGPR bersama krama subak Sangkungan Desa Tangkup. Materinya dipaparkan oleh Drh. Sri Handayani dari UPTD Puskesan Kecamatan Sidemen. “Para petani Subak Sangkungan Desa Tangkup perlu mencurigai jika sapi mengalami gejala awal PMK seperti tidak nafsu makan dan keluar air liur berlebihan,” ucapnya.

Hal ini bisa cepat ditangani dengan cara disinfeksi. “Namun, jangan takut, jika sapi ternak sudah terkena penyakit PMK, peternak diharapkan tetap tenang dan sabar, jika kita tenang pasti ada jalannya. Karena ternak yang terinfeksi penyakit PMK itu bisa sembuh, jika kita belajar cara menangggulanginya” jelas Sri Handayani.

Koordinator Desa (Kordes) KKN Unud Desa Tangkup 2022 I Made Lopa Rustiana menyampaikan, kegiatan ini dilaksanakan guna menambah wawasan kepada anggota subak Sangkungan di Desa Tangkup mengenai PMK dan Pemanfaatan Pupuk Organik berupa Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). “Kami berharap melalui penyuluhan ini dapat memberikan pemahaman langsung bagi peternak dan petani mengenai bahaya PMK yang sedang mewabah saat ini dan pentingnya pemahaman pemanfaatan pupuk organik (PGPR),” ungkapnya. (ist)