Made Satria: Kemajuan Pariwisata Jangan Sampai Menggerus Taksu Nusa Penida

(Baliekbis.com), Tokoh masyarakat Nusa Penida I Made Satria S.H., mengatakan menggeliatnya sektor pariwisata di Pulau Nusa Penida bukan semata karena keindahan alam pegunungan, pantai dan alam bawah lautnya.

“Namun lebih dari itu adalah karena roh dan taksu dari Pulau Nusa Penida yang memiliki energi sangat besar dan kuat di titik-titik destinasi religinya. Karena itu, pariwisata harus ikut menjaga kearifan lokal dan jangan sampai menggerus taksu Nusa Penida,” kata Made Satria S.H., yang juga caleg DPRD Klungkung dapil Nusa Penida nomor urut 1 dari PDI Perjuangan, Jumat (4/1).

Karena spirit dan taksu inilah, Nusa Penida tidak hanya dikenal sebagai “The Blue Paradise Island”, namun juga populer sebagai “The Religius Island”. Hampir setiap hari Sabtu, Minggu dan hari-hari libur lainnya, Nusa Penida dipadati oleh wisatawan religi. Mereka melakukan tirtayatra, medek tangkil ngaturang bakti memohon keselamatan, kelancaran usaha, dan sebagainya.

“Astungkara apa yang menjadi permohonan mereka terkabulkan. Ini membuat para wisatawan religi atau para pemedek semakin bertambah, tumpah ruah medek tangkil ke Nusa Penida,” imbuh Made Satria.

Made Satria juga  sangat menyadari dan meyakini bahwa Pulau Nusa Penida adalah “Benteng Penjaga” Pulau Bali, baik secara sekala maupun niskala. 

Secara kasat mata, Pulau Nusa Penida berperan sebagai pemecah gelombang atau break water-nya Pulau Bali. “Kita yakini juga secara niskala bahwa Ida Betara Sesuhunan Ring Nusa Penida sudah menjaga, mengamankan dan melindungi Bali dari segala bencana,” ujar Made Satria.

Karena itu semua pihak, baik itu swasta maupun pemerintah mesti menyadari dan meyakini spirit dan taksu Nusa Penida sebagai “Benteng Penjaga” Pulau Bali. Maka dari itu, tegas Made Satria, begitu penting dan mendesaknya Penetapan dan Penegasan Zonasi Tata Ruang di Wilayah Nusa Penida untuk bisa menjaga dan melindungi taksu kawasan ini.

“Jangan sampai Nusa Penida kebablasan dan tergerus roh, taksu, kesucian dan kesakralannya. Titik-titik religius harus tetap terjaga, terpelihara dan terlindungi dengan baik. Itu kalau ingin daya magnet Pulau Nusa Penida masih selalu ada,” harap Made Satria yang bersama adiknya Ketut Leo sudah lama membantu pembangunan pura di sejumlah wilayah di Nusa Penida.

Made Satria bersama masyarakat Nusa Penida tidak ingin melihat glamornya sektor pariwisata di kawasan ini hanya gemerlap atau mentereng di permukaan. Apalagi  bersifat sesaat tanpa memikirkan jangka panjang dan masa depan anak cucu serta generasi berikutnya termasuk kelestarian alam Nusa Penida.

“Saya siap ngayah dan bekerja keras, berjuang sebesar-besarnya. Jangan sampai pariwisata Nusa Penida glamor di permukaan dan sesaat tapi taksunya tergerus,” kata Made Satria. Perjuangan dan pengabdiannya untuk mewujudkan Nusa Penida yang maju sektor pariwisatanya. Namun tetap tertata dengan baik, memperhatikan kearifan lokalnya, tetap terjaga dengan baik dan lestari keindahan alamnya. Hingga tetap terjaga dan terpelihara kesucian dan kesakralan roh dan taksunya Pulau Nusa Penida.

“Kita jangan pernah mengabaikan hal itu. Apalagi sampai melupakan dan melakukan pembiaran pihak-pihak yang ingin membangun pariwisata di radius atau zona kesucian dan kesakralan tempat suci,” katanya mengingatkan. (lmc)