Loker Hotel Balquisse Heritage Cantumkan Non Hindu, Forum Advokasi Hindu Dharma Desak Diproses Hukum

(Baliekbis.com), Informasi lowongan kerja (loker) yang bernuansa diskriminasi dan SARA (Suku, Agama, Ras) terhadap pekerja Hindu kembali muncul. Kali ini datang dari Hotel Balquisse Heritage yang berlokasi Jimbaran. Lowongan kerja ini diposting di situs website thehhrmabali.com dan juga di media sosial Facebook. Dalam keterangan pers yang dikirim ke redaksi Bali Ekbis, Jumat (8/6/2018) Forum Advokasi Hindu Dharma (FAHD) langsung memprotes keras langkah diskriminatif Hotel Balquisse Heritage dalam rekrutmen karyawan tersebut. Dalam lowongan kerja tersebut disebut bahwa Hotel Balquisse Heritage membutuhkan tenaga kerja untuk posisi waiter/waitress, public area dan housekeeping. Sayangnya ada salah syarat diskriminatif terhadap pekerja Hindu. Disebutkan untuk posisi yang dibutuhkan pihak hotel diutamakan pelamar dari non Hindu.

Tentu syarat diskriminatif ini langsung menuai respon dan kritik pedas dari organisasi pembela hak dan kepentingan umat Hindu seperti Forum Advokasi Hindu Dharma (FAHD). Ketua FAHD dr. I Wayan Sayoga dalam keterangan persnya menyatakan memprotes keras langkah Hotel Balquisse Heritage dalam pola recruitment karyawan. Sebab menunjukkan sikap tidak sensitif terhadap kondisi obyektif masyarakat Bali yang mayoritas warganya beragama Hindu dan kehidupan masyarakat yang dilandasi oleh nilai-nilai Tri Hita Karana.

“Pihak hotel mesti bertanggung jawab akibat dari tindakan ini yang sangat diskriminatif dan menyinggung perasaan warga Hindu serta mencederai persaudaraan sebagai satu bangsa,” tegasnya. FAHD pun mendorong aparat penegak hukum dan pemerintah daerah untuk bertindak proaktif menindak tegas kejadian seperti ini yang berulang untuk kesekian kalinya. Rasa keadilan masyarakat Hindu jangan sampai tercabik-cabik dan menimbulkan hal-hal yang tidak kondusif. “Pola-pola rekrutmen karyawan secara diskriminatif dengan mengesampingkan pelamar Hindu ini sudah berulang kali terjadi di Bali baik di hotel, restoran, ritel ataupun jenis usaha lain. Harus ada tindakan tegas pemerintah agar ada efek jera. Kami tidak mau harkat dan martabat umat Hindu diinjak-injak seperti ini,” pungkas dr.Sayoga. (wbp)