Libur Panjang Hari Raya Tak Pengaruhi Konsumsi Listrik di Bali

(Baliekbis.com), Walau kantor, industri serta dunia usaha libur serta banyak warga yang mudik saat hari raya (Lebaran) ini namun pemakaian listrik di Bali tidak banyak berubah. Ini karena Bali merupakan daerah pariwisata yang berkembang pesat sehingga pemakaian listriknya tetap besar. “Kalau pun turun paling tinggi lima persen. Berbeda dengan Jawa yang konsumsi listriknya begitu besar untuk industri dan kantor sehingga saat libur hari raya Idul Fitri, pemakaian listriknya turun signifikan hingga 30 persen,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat mengunjungi Gardu Induk PLN di Desa Kapal, Badung, Sabtu (24/6/2017). Menteri usai meninjau Gardu Induk PLN selanjutnya menuju Depo Manggis, Karangasem untuk melihat kesiapan BBM di sana.  Dikatakan Jonan, beberapa daerah di Pulau Jawa sebagian besar penggerak ekonominya dari sektor industri yang menggunakan listrik cukup besar. Sehingga ketika tidak beroperasi karena libur hari raya beban listriknya turun signifikan.”Di Jawa pasti itu turun bebannya 20-30 persen karena banyak industri, kantor dan kegiatan usaha libur,” tegas Jonan.

Menteri Jonan menambahkan pihaknya menjamin ketersediaan pasokan listrik di Bali aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan wisatawan menghadapi libur panjang Lebaran 2017. “Secara keseluruhan aman karena masih ada cadangan sekitar 400 MW. Kapasitas yang dipakai sekitar 900 MW sedangkan yang terpasang sekitar 1.300 MW,” jelasnya. Namun mantan Menteri Perhubungan itu tetap meminta PLN menjaga pasokan listrik di Bali siaga, mengingat libur panjang Lebaran yang berlangsung sekitar seminggu dipastikan banyak menarik wisatawan ke Pulau Dewata.

Sementara General Manajer PLN Distribusi Bali Sandika Aflianto menambahkan dengan surplus pasokan listrik di Pulau Dewata, pihaknya mengimbau masyarakat tenang karena tidak ada ancaman defisit. Beban puncak ketika Lebaran diperkirakan terjadi pada malam hari selama periode 25-26 Juni 2017 dengan proyeksi sekitar 778 MWt. Proyeksi itu lebih tinggi dari beban puncak yang terjadi pada awal Juni 2017 mencapai sekitar 738 Megawatt dengan konsumsi hampir 75 persen di antaranya paling banyak terserap di wilayah Bali Selatan yang merupakan pusatnya pariwisata.  Sebagaimana diketahui sistem kelistrikan di Bali telah terinterkoneksi dengan sistem kelistrikan Jawa melalui transmisi kabel laut 150 KV yang dikenal dengan sebutan sistem kelistrikan Jawa-Bali. Saat ini daya mampu pembangkit listrik di sistem kelistrikan Bali 1.300 MW yang berasal dari pasokan listrik kabel laut 340 MW, PLTU 380 MW (milik swasta/IPP), PLTG 182,4 MW dan PLTD 382 MW. (bas)