Lansia Harus Terus Aktif

(Baliekbis.com), Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendorong para Lanjut Usia (lansia) untuk terus aktif beraktivitas di usia senja mereka, dengan demikian saraf motorik akan terus terlatih, demikian pula dengan pikiran sehingga para lansia akan tetap sehat baik secara jasmani maupun rohani. Harapan tersebut disampaikan Gubernur Pastika saat menerima audensi dari Dr. Ni Wayan Suriastini, M.Phil selaku Direktur Eksekutif SurveyMETER serta Prof. Luh Ketut Suryani selaku Direktur Suryani Institute dalam rangka menyampaikan hasil pelaksanaan survey Dimensia pada usia lanjut di Bali, di Ruang Kerjanya, Rabu (6/6).

Lebih jauh Gubernur Bali menyampaikan bahwasannya tingkat kesejahteraan suatu daerah juga diukur dari seberapa usia harapan hidup masyarkatnya. Dengan kondisi alam, faktor kesehatan dan gizi yang semakin membaik akan menjadi faktor pendukung peningkatan kualitas para lansia. Pemerintah juga akan terus berupaya menyusun program untuk tetap mengaktifkan dan menyehatkan orang lanjut usia, disamping itu Pemerintah juga mengajak masyarakat untuk lebih meningkatkan kepeduliannya terhadap para Lansia dimana di Bali sendiri masih banyak Lansia yang hidup sendiri serta kondisinya terlantar. “Kegiatan untuk para Lansia sangat penting, Lansia harus terus beraktivitas, baik fisik maupun pikirannya terus digunakan, jangan sampai lansia menjadi tidak berguna, “imbuhnya.

Sementara itu, LK Suryani menyampaikan walaupun sampai saat ini masalah lanjut usia di Bali belum merupakan masalah besar karena usia lanjut usia yang ada sekarang masih terbilang muda dibandingkan dengan usia lanjut usia di negara maju, namun masyarakat sudah mulai merasakan masalah tersebut. Mereka ingin membahagiakan orang tuanya, namun tidak semua orang memahami apa yang diperlukan orang lanjut usia. Untuk itu perlu dilakukan pencegahan sedini mungkin lewat penyuluhan dan pendidikan pada keluarga-keluarga orang lanjut usia atau mereka yang akan menginjak lanjut usia.

Sementara itu, Suriastini dalam laporannya terkait Demensia pada lanjut usia menyampaikan dari survey yang dilakukan dengan wawancara terhadap 1685 lanjut usia di seluruh Kabupaten/kota di Bali pada Bulan Maret-April 2018, bahwa prevalansi Demensia di Bali sebesar 32,6% lebih tinggi dari DI Yogjakarta sebesar 20,1 %. Prevalensi demensia dipengaruhi oleh tempat tinggal, usia, pendidikan serta kondisi kesehatan dari para lansia tersebut. Demensia yang memiliki cici-ciri diantaranya berupa gangguan daya ingat, sulit fokus, sulit melakukan kegiatan yang familiar, disorientasi, menarik diri dari pergaulan serta perubahan prilaku dan kepribadian, perlu ditangani sedini mungkin dengan mengetahui gejalanya mengingat banyak yang menganggap ciri-ciri tersebut adalah penuaan biasa. Para lansia harus terus dimotivasi untuk aktif dan kedepannya dikembangkan kawasan yang ramah Demensia. (sus)