Langkah Adi Susanto Menuju Senayan: Dari Buruh Angkut Pasir, Jadi Satpam hingga Pekerja Kapal Pesiar

(Baliekbis.com),Perjuangan I Nengah Yasa Adi Susanto yang kini Caleg DPR RI dari PSI untuk menuju Senayan tidaklah ringan. Pria asal Desa Bugbug, Karangasem yang lahir 11 Januari 1973 ini memulainya dari bawah, bahkan ketika ia baru menginjak remaja. 

Ekonomi keluarganya yang sangat sederhana membuatnya harus kerja keras agar bisa sekolah dan menapaki karirnya hingga sekarang menjadi Ketua DPW Bali Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan sejumlah usaha lainnya. Sarjana Hukum dan Magister Hukum dari Universitas Warmadewa ini, sebelum bekerja di kapal pesiar sebagai Sommelier selama 10 tahun sempat menjadi buruh angkut pasir sambil sekolah di SMP di kampung halamannya untuk bisa membantu meringankan beban orang tuanya. 

Bungsu dari 10 bersaudara ini kemudian menjadi satpam di beberapa hotel di Bali selama enam tahun karena terkendala biaya untuk bisa melanjutkan kuliah setamat SMA PGRI II Amlapura tahun 1993 silam. Adi kemudian belajar wine di United State Sommelier Association Wine Course at Johnson & Wales University Florida, America dan mengikuti Diploma of Wine Court of Master Sommelier beberapa kali di Singapura ini setelah pensiun bekerja di kapal pesiar memutuskan untuk membuat Lembaga Pelatihan Kerja Monarch Bali untuk mencetak tenaga handal di perhotelan dan kapal pesiar tahun 2009.

Saat ini LPK Monarch Bali yang didirikan bersama teman bisnisnya sudah ada di 5 kabupaten di Bali dan sejak tahun 2009 menamatkan lebih dari 10.000-an mahasiswa/i baik setara Diploma 1 maupun Diploma 2.

Selain mencetak SDM kompeten pariwisata, Adi yang menamatkan pelatihan Mediator Bersertifikat kerja sama Universitas Warmadewa dengan Indonesian Institute Conflict Transformation (IITC) juga menjadi Direktur di PT. Ratu Oceania Raya Bali yang ia dirikan bersama teman-temannya yang merupakan agen perekrutan untuk TKI ke kapal pesiar. Agen yang berkantor di Dalung, Badung ini sampai pertengahan tahun 2018 ini sudah memberangkatkan lebih dari 7.000 TKI ke kapal pesiar mewah Amerika.

Adi yang juga menjadi Legal Consultant di beberapa perusahaan ini disumpah menjadi Advokat oleh Pengadilan Tinggi Denpasar pada tahun 2015 lalu. Menekuni profesi advokat dan belajar hukum karena ingin memberikan bantuan hukum kepada orang-orang kurang mampu yang berhadapan dengan hukum serta agar bisa mengadvokasi TKI yang bermasalah dengan hukum. 

Banyak TKI yang bermasalah dengan perusahaan tempat mereka bekerja di kapal bisa dibantu dan mendapatkan hak-hak normatifnya. Adi yang menamatkan Certified Hospitality Trainer (CHT) program dari American Hotel & Lodging Education Institute (AHLEI) tahun 2015 lalu ini saat ini masih menjadi Dewan Pembina Yayasan Widhi Sastra Nugraha yang menaungi LPK Monarch Bali yang ia dirikan.

“Saat ini saya terjun ke politik karena sangat terinspirasi oleh sosok negarawan sekaligus pemimpin yang merakyat dan bekerja untuk rakyat yang dipimpinnya yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Presiden Jokowi,” ujar Adi, Senin (25/3) di Denpasar.

Kedua tokoh negarawan sejati inilah yang membuatnya mau terjun ke politik dan memimpin PSI Bali dari tahun 2016 sampai sekarang. 

“Negara kita ini butuh orang-orang baik, jujur, berintegritas dan punya kompetensi untuk mengisi kursi-kursi di eksekutif seperti Gubernur dan Bupati/Walikota serta Legislatif,” tambahnya. (wbp)