Kunker di Jatiluwih, Dr. Mangku Pastika, M.M. Dorong Masyarakat Tekuni Pertanian

(Baliekbis.com), Warga desa diminta tetap menekuni sektor pertanian yang merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki potensi besar di masa mendatang.

“Meski sudah jadi pegawai saya minta tetap menjaga alam ini baik dengan bertani maupun beternak. Jangan tinggalkan pertanian namun tetap menjaga budaya yang ada,” pinta Anggota DPD RI Perwakilan Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. dalam kunjungan kerja sekaligus temu kangen dengan aparat desa dan kelompok tani di Desa Jatiluwih Tabanan, Selasa (4/1).

Dalam temu kangen mengangkat tema “Keberadaan Subak Jatiluwih sebagai Warisan Budaya Dunia” yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja juga diserahkan bantuan paket sembako kepada petani.

Mangku Pastika mengatakan Jatiluwih yang sudah terkenal dengan lahannya yang subur dan kini sebagai daerah pariwisata memiliki potensi besar di masa mendatang. “Sebab wisatawan ke depan akan banyak ke desa dan mereka bisa work from Jatiluwih,” ujar Gubernur Bali 2008-2018 ini.

Karena itu warga baik itu petani maupun yang berprofesi pegawai agar terus mengembangkan sektor pertanian ini dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

“Selain kualitas produksi, kemasan, pemasaran juga digitalisasi perlu dikembangkan. Petani harus diberi pendampingan dan dibantu agar sinyal (online) bisa lancar sehingga melancarkan usaha di desa,” jelas Mangku Pastika.

Di sisi lain, Mangku Pastika mengingatkan adanya pandemi covid ini, bukan hanya pariwisata tapi semua terdampak. Sulit memprediksi apa bisa kembali seperti dulu. Karena itu, penting selalu berinovasi dan kreatif dengan memanfaatkan potensi yang ada.

Sementara itu, Kasi Pemerintahan Desa Jati Luwih I Gde Putu Alit Sudiatmika mengatakan berkembangnya Desa Jatiluwih, ratusan tenaga kerja terserap di sektor pariwisata. Namun adanya covid menyebabkan pendapatan menurun karena turunnya kunjungan ke daerah wisata tersebut. Di sisi lain, andalan warga di sektor pertanian kini menghadapi kendala pemasaran terutama harga saat panen. (bas)