Kunjungan Kerja Dr. Mangku Pastika, Potensi Pertanian Bali Masih Terbuka Lebar

“Pertanian di Bali masih menjanjikan asal dikelola dengan kerja keras, kerja cerdas dan selektif mengembangkan komoditas yang berpotensi diekspor”

(Baliekbis.com),Anggota Komite II DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M. mengatakan pengelolaan potensi pertanian yang masih luas harus dibarengi kerja keras, kerja cerdas dan selektif dalam pengembangan komoditi sehingga memiliki daya saing pasar.

“Jangan sampai produksinya banyak, tapi tak terserap pasar karena daya beli yang menurun serta kalah dari sisi kualitas,” ujar Mangku Pastika dalam vidcon terkait kunjungan kerjanya, Selasa (29/9).

Dalam vidcon yang membedah “Pengawasan atas Pelaksanaan UU No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian dan UU No.19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani” juga hadir sebagai narasumber Ketua HKTI Bali Prof. Nyoman Suparta, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali IB Wisnuardana, Dinas Perindag Bali dan Konsultan & Ekonomi Senior I Gde Sudibya. Vidcon yang berlangsung dua jam dipandu tim ahli Nyoman Baskara, Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.

Mangku Pastika mengingatkan di tengah pandemi Covid-19 ini, berbagai sektor perlu digerakkan agar tak sampai kekurangan pangan. Apalagi di Bali saat ini banyak lahan yang nganggur. Dengan kerja keras dan pemanfaatan teknologi, ia yakin sektor pertanian ini masih bisa ditingkatkan, apalagi lahan pertanian masih luas.

Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali

Sebagaimana diungkapkan Kadis Pertanian IB Wisnuardana, hampir separo luas Bali merupakan lahan pertanian. Ini merupakan potensi yang sangat menjanjikan.

“Sekarang ini yang penting harus kerja cerdas dengan memilih komoditas yang bernilai ekonomi tinggi, dikemas dengan baik dan penanganan pasca panen yang baik, maka produksi bisa ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya. Bahkan bisa diekspor,” ujar Mangku Pastika yang juga mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Di awal pemaparannya, Mangku Pastika mengingatkan
wabah Covid terus meningkat dan ini sangat memprihatinkan karena telah memporakporandakan ekonomi. Karena itu perlu ada pemikiran dan tindakan yang inovatif dan kreatif agar kerusakan tak semakin parah. Sebab kalau parah maka bangkitnya akan sangat susah.

Dikatakan selama ini Bali dominan bergantung di sektor pariwisata. Kalau pariwisata hancur seperti yang terjadi saat ini, maka jalan tercepat untuk membenahi ekonomi adalah membangun pertanian. Lahannya masih luas, pirantinya sudah ada, berupa peraturan dan undang undang.

“Dulu ini susah, sulit ajak mau jadi petani. Sekarang banyak pengusaha terjun ke pertanian. Ada yang tanam cabe, tanam kacang, papaya, dll. Ini tentu sangat bagus, tapi harus dipikirkan kemana jualnya, sebab daya beli makin rendah,” ujarnya.

Sementara Kadis Pertanian Tanaman Pangan IB Wisnuardana mengatakan prasarana dan sarana termasuk infrastruktur pertanian terus ditingkatkan. Potensi pertanian sangat besar. Separo dari luas Bali merupakan lahan pertanian sawah dan non sawah. Dan Bali memiliki 27 komoditi unggulan di antaranya kopi, vanili kakao, kelapa, dll termasuk sapi, kerbau dan kambing di sektor peternakan. “Jadi banyak yang bisa dikembangkan,” ujarnya. (bas)