Koster Siapkan Solusi Kebutuhan Air Bersih di Kintamani

(Baliekbis.com), Calon Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster menggelar simakrama dengan ratusan warga Desa Abangsongan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Hadir pada kesempatan itu Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta, Dewan Pertimbangan PDI Perjuangan Kabupaten Bangli, Made Gianyar, jajaran Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Bangli dan sejumlah tokoh masyarakat.

Ada beberapa hal yang disampaikan warga kepada kandidat yang berpasangan dengan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace). Tokoh masyarakat Desa Abangsongan, Komang Rai Sujaka menjelaskan, sudah sejak lama desanya selalu kesulitan air bersih. “Air di sini itu sulit. Pemasaran hasil pertanian dan peternakan juga sepertinya perlu mendapatkan bimbingan. Tolong Pak Koster carikan jalan ke luar,” pinta Sujaka di Balai Banjar Abangsongan, Rabu (16/5).

Koster memahami hal itu. Ia berjanji akan menuntaskan persoalan air bersih yang dialami oleh warga Kecamatan Kintamani, khususnya Desa Abangsongan. “Saya sudah dengar kalau air di sini katanya susah, karena harus diangkat dari danau. Dana hang diperlukan Rp15 miliar. Masalah ini sudah berpuluh-puluh tahun tidak selesai. Saya berkomitmen ini harus diselesaikan,” tegas Koster.

Jika pun harus merogoh kocek Rp15 miliar untuk mengangkat bersih dari danau, Koster tak mempersoalkan hal itu. Tujuannya hanya satu, persoalan klasik air bersih di Kintamani bisa tuntas. Hanya saja, di sisi lain ia akan mengerahkan tenaga ahli untuk mencari sumber air baru selain dari danau. “Kita cari juga sumber baru. Kalau dari bawah ngangkutnya terlalu berat biayanya. Coba kita carikan sumber baru, tapi prinsipnya soal air harus selesai,” ujarnya.

Sementara soal pertanian dan peternakan, Koster juga menyatakan komitmennya untuk mengurus hal itu dari hulu hingga hilir. Untuk pemasarannya, ia akan mensinergikan pertanian dan peternakan dengan sektor pariwisata. Saban tahun, Koster melanjutkan, jumlah turis yang datang ke Bali mencapai 6 juta orang. Jumlah itu harus dimanfaatkan dengan baik agar industri pariwisata bisa memberikan kontribusi bagi sektor pertanian dan peternakan.

“Maka harus ada sinergi melalui peratran supaya hotel dan restoran, terutama di Badung, Denpasar dan Gianyar wajib memakai produk lokal, buah lokal seperti jeruk dan kopi serta bawang, cabai, tomat, harus dari Kintamani. Begitu jga dengan hasil peternakannya. Nanti kita buatkan standar kualitas yang baik bagi pertanian dan peternakan kita agar bisa bersinergi dengan industri pariwisata,” demikian Koster. (lit)