Konsulat-Jenderal Australia Memulai Inisiatif “Waste to Wealth” dengan “Clean-Up” di Pantai Kertalangu

(Baliekbis.com), Konsulat-Jenderal Australia di Bali, bekerja sama dengan Trash Hero Kertalangu dan Eco-Bali Recycling mengadakan pembersihan pantai pada Sabtu (2/6) di Pantai Biaung, Desa Kertalangu, Denpasar Timur. Pembersihan pantai ini adalah kegiatan pertama yang dilaksanakan dalam rangka inisiatif Waste to Wealth, program yang diselenggarakan selama seminggu oleh Konsulat-Jenderal Australia yang bertujuan untuk mempromosikan praktik pariwisata ramah lingkungan di Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Artis lingkungan hidup Australia yang terkenal secara internasional Dr. John Dahlsen dan mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar bergabung dalam pembersihan pantai ini. Dr. Dahlsen dan mahasiswa ISI akan menggunakan limbah yang ditemukan di pantai-pantai di Bali untuk membuat instalasi seni selama lokakarya Waste to Wealth yang berjudul “Waste as Art” di ISI Denpasar pada Senin, 4 Juni 2018. Instalasi seni kolaboratif tersebut kemudian akan dipamerkan selama seminar Waste to Wealth pada tanggal 5 Juni di Alila Seminyak, di mana Dr. Dahlsen akan menjadi pembicara tamu.

Konsul-Jenderal Australia, Dr Helena Studdert mengatakan, hari ini pihaknya memulai inisiatif Waste to Wealth dengan bekerja sama untuk membersihkan salah satu pantai di Bali. “Kami percaya ada cara-cara kreatif dan inovatif untuk melihat limbah. Banyak limbah dapat digunakan kembali, didaur ulang, atau dialihkan, mengubahnya menjadi aset berharga. Ini adalah tema inisiatif Waste to Wealth kami,” tambahnya.
Evie Hatch dari Trash Hero Kertalangu memberikan apresiasinya atas kerja sama dengan Konsulat-Jenderal Australia dalam kegiatan pembersihan pantai. “Kami harap acara ini dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang sampah di pantai-pantai di Bali dan untuk mendorong orang-orang bekerja sama untuk memecahkan masalah ini”, tambah Evie. Ketut Mertaadi dari Eco Bali memberikan demonstrasi informatif tentang bagaimana memisahkan sampah yang dikumpulkan di pantai untuk memungkinkannya didaur ulang atau digunakan kembali.

Empat puluh dua karung atau total 350 kg sampah non-organik dikumpulkan. Selain itu, satu truk sampah organic juga terkumpul. Sekitar 100 sukarelawan berpartisipasi dalam pembersihan, termasuk anggota masyarakat dan kepala Desa Kertalangu, beberapa LSM lingkungan dan komunitas seperti Trash Hero Saba, Tol Tol, Dolly Hardliner, KNSP, Bye Bye Plastic, dan Malu Dong.
Dr. Studdert berterima kasih kepada para pendukung dan sukarelawan yang membantu membersihkan pantai. “Keberhasilan hari ini adalah awal yang baik bagi inisiatif Waste to Wealth,” kata Dr. Studdert.

Kegiatan utama adalah seminar di Alila Seminyak di Bali pada 5 Juni 2018 (Hari Lingkungan Dunia PBB); dan pada 7 Juni, dalam kemitraan dengan Universitas Mataram, Konsulat-Jenderal Australia akan menyelenggarakan seminar membahas solusi inovatif untuk tantangan pengelolaan limbah.
Kegiatan Waste to Wealth lainnya termasuk kompetisi poster untuk inisiatif pengelolaan limbah di tingkat masyarakat, sebuah lokakarya yang berfokus pada daur ulang plastik menjadi objek bernilai dan beberapa kegiatan di universitas di Bali. Program Waste to Wealth yang diselenggarakan ini juga didukung oleh Pemerintah Provinsi Bali; Integrative Design and Project Management; PNORS Technology Group Pty Ltd dan sejumlah lembaga lainnya. (ist)