Konferensi Internasional APQO ke-25 dan Konvensi IQPC 2019 di Kuta, Bambang Satrio Lelono: Keunggulan SDM Menentukan Kualitas

(Baliekbis.com),Uang, mesin, material dan metode semuanya memiliki peran penting untuk meningkatkan produktivitas. Tapi peran manusia yaitu sumber daya manusia adalah yang paling mendominasi sebuah keberhasilan.

“Uang, kecerdikan teknologi, atau inovasi kerja apa pun tidak akan berhasil tanpa peran sumber daya yang paling vital yaitu sumber daya manusia,” ujar Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemnaker Bambang Satrio Lelono, Senin (14/10/2019) mewakili Menteri Tenaga Kerja RI saat membuka Konferensi Internasional APQO ke-25 dan Konvensi Kualitas dan Produktivitas Internasional (IQPC) 2019 di Hotel The Stone Kuta.

Konferensi yang berlangsung dari tanggal 14-16 Oktober ini diikuti sekitar 800 peserta dari 19 negara Asia Pasifik. Hadir pula saat pembukaan President of APQO Harnek Singh dan Head, Organizing Commitee of 25th APQO International Conference & IQPC 2019 Indonesia Budihartono.

Bambang Satria menekankan sumber daya manusia organisasi harus membentuk titik fokus untuk setiap gerakan menuju peningkatan produktivitas. Karena
kualitas akan mempengaruhi produktivitas. Keduanya memengaruhi profitabilitas. “Drive untuk salah satu dari ketiganya tidak boleh mengganggu drive untuk yang lain,” jelasnya.

Upaya peningkatan perlu dikoordinasikan dan diintegrasikan. Biaya kualitas sesungguhnya adalah biaya untuk menghindari ketidaksesuaian dan kegagalan.

Ditambahkan ketika berbicara tentang kualitas dan produktivitas, maka dapat merujuk pada pernyataan yang diberikan oleh para ahli kualitas. Seperti W. Edwards Deming yang menyatakan bahwa kualitas secara positif terkait dengan produktivitas.

Karena ketika kualitas suatu produk atau layanan meningkat, ada sedikit kebutuhan untuk mengoreksi bekerja atau memperbaiki kesalahan, sehingga produktivitas meningkat. Meskipun banyak ahli tidak setuju dengan ini dan sebaliknya percaya bahwa seiring peningkatan kualitas, biaya produksi akan naik. Hasilnya adalah harga yang lebih tinggi dan produktivitas berkurang.

Bambang Satria juga menjelaskan ahli lain percaya bahwa kualitas hanya dapat ditingkatkan melalui Total Quality Management (TQM), suatu proses yang membutuhkan perbaikan sistem dan perilaku. Idenya adalah untuk membuat organisasi lebih kompetitif melalui peningkatan kualitas produk atau layanan dan untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan melalui perbaikan proses yang berkelanjutan.

“TQM adalah proses yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan kepuasan pelanggan melalui partisipasi total semua pemangku kepentingan,” jelasnya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas, organisasi dapat menggunakan proses peningkatan berkelanjutan yang membahas kedua tujuan secara bersamaan.

Produktivitas biasanya didefinisikan secara mekanis, sebagai rasio antara input dan output. Tetapi, pada kenyataannya, ini merupakan tantangan organisasi yang mencakup aspek manusia, budaya, teknologi, dan moral.

“Saya percaya acara ini akan sangat bermanfaat bagi kita semua untuk berbagi kemajuan ilmiah dan teknis dalam peningkatan kualitas dan produktivitas di negara kita masing-masing,” paparnya.

Bambang Satria mengatakan dari pelaksanaan konferensi ini, peserta dapat berbagi pengetahuan, ide, dan pengalaman dari negara-negara anggota sebagai referensi bagi inisiatif untuk mengejar keunggulan, kesinambungan dalam peningkatan kualitas dan produktivitas.

“Ini juga merupakan salah satu upaya kami dalam mengantisipasi pergeseran teknologi digital dengan karakteristik Revolusi Industri 4.0, terutama untuk meningkatkan produktivitas SDM untuk menghadapi tantangan dan peluang potensial,” ujarnya.

Acara ini juga akan memberikan Penghargaan yaitu ACE (Awards for Contributing to Excellence), GPEA (Global Performance Excellence Award) dan International Individual Award.

Bambang Satria juga berharap seluruh peserta dapat berbagi pengalaman yang bermanfaat dan belajar dari satu sama lain. “Jangan ragu untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik untuk memperkaya sudut pandang kita terkait dengan kualitas dan produktivitas,” tambahnya.

Salah seorang panitia Damayanti mengatakan Indonesia sudah 2 kali menjadi tuan rumah acara ini. Ini sebuah kepercayaan yang tinggi bagi Indonesia. Apalagi peserta dari Indonesia terbanyak yakni sekitar 350 dimana sebagian besar dari perusahaan BUMN seperti pabrik pupuk, semen, pertamina, bank, Jamkrindo dan Angkasa Pura.

Pada intinya konferensi ini membahas hal-hal terkait kualifikasi, produksi dan inovasi.
“Ini kesempatan perusahaan menunjukkan keunggulan kinerjanya,” jelas Damayanti. (bas)