Konferensi Gabriel Al-Salem Foundation dan BEDO di Bali, Bahas Nilai Pendekatan “Sustainability” untuk Reformasi Sosial dan Pengurangan Kemiskinan

(Baliekbis.com),Gabriel AI-Salem Foundation (USA) dan Business & Export Development Organization (BEDO – Bali) menggelar konferensi internasional yang kedua untuk konsultan profesional dan pengusaha di Sanur, Sabtu (1/2/2020).

Konferensi yang dihadiri Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Ina Krisnamurthi diisi diskusi terbuka membahas beberapa tema. Pertama bagaimana konsultan dan pengusaha bisa mendorong pengembangan dengan berfokus pada sustainability. Bagaimana isu-isu tentang sustainability mempengaruhi perdagangan internasional, mendefiniskan kembali ekspor dan mempromosikan circular economy. Juga dibahas nilai dari pendekatan sustainability untuk reformasi sosial dan pengurangan kemiskinan serta Ekologi vs Ekonomi: Tantangan dalam sustainability.

Kedua, konferensi ini membahas networking antarpartisipan dari 6 negara dan konsultan lokal dan pebisnis. Acara juga diisi makan malam untuk menghormati pemenang penghargaan Excellence in Consulting 2019 oleh Gabriel AI-Salem Foundation (www.ga-foundation.com).

Viktoria Olskaia

Presiden Gabriel Al-Salem Foundation Viktoria Olskaia mengatakan konferensi ini adalah yang kedua kalinya di Bali setelah yang pertama tahun 2012. “Kami memulai di Asia Tengah yakni dengan konferensi pertama di Kazakhstan lalu Czech Republic, Ukraina, Turki dan Georgia. Lalu pada 2018 kami datang ke Bali untuk pertama kalinya membahas tentang water sustainable development,” ujar Viktoria.

Di konferenai kedua ini, pihaknya membawa konsultan, pebisnis juga wirausaha dan organisasi non profit dan wakil negara dari banyak negara. “Jadi mereka akan bertemu, bertukar pikiran dan berbagi pengalaman tentang masalah di negara mereka hingga mereka bisa memperluas pandangan mereka tentang masalah-masalah tersebut melalui belajar dari negara lain. Tahun ini kami ada perwakilan dari 8 negara. Bali dipilih karena ingin memperluas jaringan tidak hanya di Asia Tengah namun juga Asia bagian lainnya,” tambahnya.

Viktoria menambahkan acara ini juga sekaligus memperingati kematian suaminya (Gabriel) dan meneruskan segala sesuatu yang telah ia bangun dan perjuangkan hingga saat ini. Gabriel AI-Salem Foundation (USA) adalah yayasan nirlaba yang memiliki tujuan untuk membangun koneksi, mempromosikan keunggulan dan menciptakan perkembangan yang berkelanjutan pada negara-negara pasar transisi dan berkembang.

Ina Krisnamurthi

Sementara Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Ina Krisnamurthi mengatakan melalui konferensi ini bagaimana bisa menjawab tantangan pembangunan dan ekonomi yang makin sulit. Untuk itu perlu kolaborasi dan kerja sama mengatasi tantangan yang ada. Ia melihat tahun 2020 ini masalah global seperti sekarang merebaknya virus corona yang bisa membawa dampak ekonomi. Seperti pariwisata Bali yang bisa terganggu, juga perang dagang yang belum selesai.

Terkait tantangan kemiskinan, Ina melihat pentingnya peran UKM dalam mengatasi masalah ini. Untuk itu UKM harus terus diperkuat. UKM harus memahami kondisi yang berkembang, cerdas melihat kondisi pasar terkini. “Manajemen pasar sangat penting, ketika satu pasar mengalami kendala, maka bisa melirik pasar yang lain,” ujarnya mencontohkan.

Yayasan Gabriel AI-Salem (USA) memperingati kehidupan luar biasa dari almarhum Gabriel Al-Salem (USA), yang bekerja sebagai Direktur European Bank for Reconstruction and Development’s Business Advisory Program in Central Asia yang telah berkontribusi sangat besar dalam perkembangan industri konsultasi di Asia Tengah dan kawasan lainnya.

Setelah kepergiannya yang tragis pada 2010, Dewan Internasional Lembaga Konsultasi Manajemen (International Council of Management Consulting Institutes) Business & Export Development Organization (BEDO) mendorong perkembangan ekonomi yang berkelanjutan untuk UKM di Indonesia dan pengusaha-pengusaha yang memiliki tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan.

Yayasan Gabriel AI-Salem memulai Konferensi Internasional “Konsultasi Tanpa Batasan” dan Penghargaan untuk Excellence in Consulting pada 2012 dengan tujuan memotivasi konsultan bisnis untuk mencapai kualitas terbaik dan kerja yang berorientasi pada hasil terbaik untuk para kliennya.

Setiap konferensi memiliki tema yang unik dan berfokus pada kebutuhan spesifik para konsultan dan pebisnis diwilayah konferensi diselenggarakan. Acara ini telah menarik lebih dari 800 konsultan, pengusaha, dan partisipan lainnya yang berasal lebih dari 30 negara.

Pada 2018 Yayasan Gabriel AI-Salem mendesain ulang konferensi agar searah dengan United Nations 2030 Sustainable Development Goals (SDGs), sebuah inisiatif beberapa negara yang berkomitmen dalam mengakhiri kemiskinan, melindungi planet dan memastikan kesejahteraan untuk semua.

Konferensi ini kemudian dinamakan “Unconference” karena memprioritaskan diskusi-diskusi dan presentasi yang menatap ke depan dan mempersilakan partisipannya untuk berinteraksi dalam cara yang sederhana dan produktif untuk menciptakan dialog yang tepat sasaran sesuai dengan masalah yang paling penting. (bas)