Komnas Perempuan Minta Pertegas Kebijakan Transportasi Grab

(Baliekbis.com), Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menilai percobaan pemerkosaan yang dilakukan oleh driver Grab terhadap mahasiswa asal Turki di Kuta, Bali terjadi karena ketidakjelasan kebijakan perusahaan yang mengatur mitra driver. Seperti diketahui, Selasa pekan lalu, tepatnya di Jimbaran-Bali, mahasiswi Turki berinisial NB (27) menjadi korban percobaan pemerkosaan oleh terduga pelaku berinisial ESLB (23) yang bertugas sebagai driver ojek online Grab. Ketua Komnas Perempuan Azriana menilai kebijakan pengoperasian Grab, harus dimaksimalkan agar kejadian yang sama tidak terulang. “Dengan adanya kasus ini, saya melihat kebijakan di manajemen Grab terlalu longgar. Meskipun mereka bilang bahwa ini tanggung jawab driver, tapi tetap mengecewakan pengguna jasa,” kata Azriana kepada wartawan di Jakarta, Selasa (21/11).

Dia meminta, bagi manajemen Grab agar segera membenahi regulasi dan mekanisme di intern perusahaan untuk para driver mereka, misalnya diadakan semacam pelatihan untuk para driver agar moral mereka bisa terlatih dengan baik dalam melayani penumpang. Selain itu, adanya sanksi tegas untuk driver yang melanggar, juga sangat diperlukan. “Ini untuk menjamin agar kasus yang sama tidak terulang. Karena bukan saya saja tapi semua tidak ingin pasti, perempuan menjadi objek kekerasan seksual,” ungkapnya. Tidak hanya itu, selain bertanggung jawab dari sisi hukum, perusahaan Grab juga harus meminta maaf kepada korban percobaan pemerkosaan sebagai bentuk rasa bersalah dan menjamin kejadian yang sama tidak terulang. Kanitreskrim Polsek Kuta Selatan Iptu M.Nurul Yakin mengatakan, peristiwa pemerkosaan yang nyaris menimpa NB terjadi pada Senin (13/11) malam. “Nyaris terjadi pemerkosaan yang menimpa korban warga Turki di sebuah di Jalan Uluwatu,” ujarnya. Peristiwa bermula ketika korban memesan layanan ojek online dari Bali Galeria Kuta. Tujuannya adalah Bali Buda Sanur.

Setelah urusan di Sanur selesai, korban kembali memesan layanan ojek online untuk mengantarkannya pulang ke tempat tinggalnya di Jimbaran, Badung. Ternyata, saat itu yang datang adalah ESLB. Selanjutnya, ESLB memboncengkan NB mengarah ke Jimbaran, Kuta Selatan. Sesampainya di simpang McDonald’s dalam perjalanan menuju Jimbaran, tiba-tiba ESLB membelokkan sepeda motornya ke kanan menuju semak-semak. Selanjutnya, ESLB menghentikan kendaraannya dan meminta NB untuk turun. Lokasinya tak jauh dari Hotel Muvenpik di Jalan Uluwutu II, seberang Gang Buana Sari, Jimbaran, Kuta Selatan. Setelah itu, ESLB berusaha mencabuli korban. Seketika korban melawan. Tapi berupaya lebih keras dengan membanting korban dan segera menciumnya. Saat ESLB beraksi, NB berupaya membalas. “Diduga saat itulah lidah pelaku digigit hingga hampir putus,” kata Iptu Yakin. Setelah lepas, korban segera melarikan diri ke rumah sakit karena mengalami luka pada bagian kepala dan tangan akibat dibenturkan ke tanah oleh ESLB. (ksa)