Komang Sukarsana Angkat Industri Kopi ke Tourism

(Baliekbis.com), inovasi terus dilakukan petani sekaligus pengusaha kopi asal Kintamani, Komang Sukarsana. Mulai dari bawang merah hingga kopi yang menjadi komoditas unggulan di desanya, dikemas menjadi berbagai produk bernilai tinggi.

Mantan guru ini mengolah bawang merah menjadi bahan bumbu sekaligus camilan dalam kemasan yang memiliki nilai lebih. Khusus kopi yang menjadi andalan bisnisnya, Komang yang sukses membawa kopi di desanya ke dunia industri dengan pangsa pasar ekspor, kini menjadikan produk tersebut sebagai industry tourism.

“Kita tak lagi berpikir bisa mengekspor kopi berton-ton dalam kontainer. Tapi bagaimana mengajak penggemar kopi itu terjun langsung mengenal dunia kopi dari proses awal menanam hingga langsung mereka minum,” jelas Sukarsana, Sabtu (29/12) terkait terobosan barunya itu di sela-sela acara Denfes.

Menempati stan bersama BI, Komang Sukarsana yang menjadi salah satu pengusaha binaan BI Provinsi Bali ini mengatakan menjadi pengusaha itu banyak pilihannya. Apa mau menjadi terbesar, terbaik atau yang tercepat. Baginya, menjadi yang terbaik adalah pilihannya. Karena itu, pengusaha kopi yang sudah melanglang buana ini sangat memperhatikan faktor kualitas dalam menjalankan roda bisnisnya yang terus membubung ini. Ia kini mencoba mengolaborasikan bisnis kopinya dengan pariwisata. Komang mengajak wisatawan langsung terjun ke lahan perkebunan kopi untuk mengenal sekaligus praktek cara budidaya kopi hingga memprosesnya jadi minuman.

Konsepnya sederhana, mengenalkan pengalaman setengah hari jadi petani ke para wisatawan asing. “Yang diperkenalkan budaya lokal (local genius). Mereka kita ajak keliling kebun, mengenalkan kopi dari cara pembuatan bibit, budidaya, panen dan mengolah kopi hingga siap diminum langsung. Mereka terlibat di setiap tahapan itu. Tak hanya berkutat di kopi, wisatwan diajak sambil melihat peternakan sapi, memberi pakan rumput. Setelah itu, praktek mensortir kopi biji mentah dan meroasting kopi,” jelas Komang Sukarsana.

Hasil sangrai kopi lantas diminum bersama dan sisanya dibawa sebagai oleh-oleh untuk wisatawan. Untuk paket kopi-tourism ini, Komang menambahkan pihaknya berkolaborasi dengan subak abian sehingga setiap hari bisa panen kopi. Apa yang dilakukannya tentu memberi dampak yang tidak sedikit. Selain meningkatkan penghasilan petani, kegiatan ini juga bisa membantu mendatangkan devisa karena pembayaran dengan USD melalui sistem Paypal. Bisnis yang menawarkan eksperience ini tentu bukan tanpa resiko. “Tantangannya kita benar-benar harus punya komitmen yang kuat dan prefesionalisme serta melayani customer sebaik mungkin. Karena yang kita jual pengalaman bukan produk semata,” jelasnya.

Sementara Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Azka Subhan di sela-sela acara Denfes menilai inovasi produk di sektor pertanian dan kerajinan sangat positif dalam memberdayakan potensi lokal sekaligus meningkatkan nilai tambah produk itu sendiri maupun petani dan perajin. BI Provinsi Bali tambah Azka menggandeng petani telah mengembangkan kluster sejumlah komoditi di antaranya padi, bawang merah, kakao dan bawang putih yang hasilnya sangat bagus. (bas)