Klungkung Gandeng MSP Unwar Dalam Mewujudkan Kawasan Organik

(Baliekbis.com), Pemerintah Kabupaten Klungkung merencanakan untuk mengembangkan kawasan organik di sekitar kawasan Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center, Karangdadi, Dawan. Realisasi pengembangan kawasan organik seluas 60 hektar tersebut ditargetkan mulai tahun 2022.

“Saya yakin terkait pembuatan kawasan organik harus jadi. Minimal target tahun 2022 kita sudah mulai, mungkin berapa hektar dulu untuk membikin kawasan organik” kata Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dalam sambutanya saat acara panen perdana cabai dan bawang merah yang merupakan hasil bagian dari kegiatan penelitian yang dilakukan Program Pascasarjana, Magister Sains Pertanian (MSP), Universitas Warmadewa (Unwar) di Klungkung pada Minggu (25/7) Sore.

Dalam upaya mewujudkan kawasan organik dengan memanfaatkan pupuk kompos TOSS Center, pemerintah Kabupaten Klungkung menggandeng Program Pascasarjana, MSP- Unwar. Nantinya MSP- Unwar diharapkan dapat memberikan masukkan dalam upaya meningkatkan kualitas pupuk kompos. Apalagi rencana untuk mengembangkan kawasan organic telah mendapatkan dukungan dari petani.

“Sehingga kompos kita ini apa yang harus kira-kira ditambah, EM4 atau eco enzyme. Sehingga nanti kita bisa menghasilkan pupuk yang baik” ungkap Suwirta.

Menurut Suwirta, masukkan dari perguruan tinggi dalam bentuk kajian akademik sangat dibutuhkan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan dalam upaya pengembangan kedepan. Termasuk dalam menghasilkan inovasi-inovasi baru yang sangat bermanfaat nantinya bagi pertanian.

Koordinator peneliti dari MSP Unwar, Dr. Ir. Yohanes Parlindungan Situmeang, M.Si menyebutkan berdasarkan hasil uji coba menunjukkan pupuk kompos TOSS memberikan efek pertumbuhan baik pada tanaman. Begitu juga secara statistik ketika dibandingkan dengan pupuk komersial dan NPK, ternyata pupuk Kompos TOSS mampu memberikan hasil yang sama.

“Yang penting produksinya kedepan kita bias bandingkan. Nanti bandingkan dengan produksi rata-rata nasional. Produksi nasional misalnya 10 ton per-hektar, kalau nanti kita bisa mencapai diatas itu, artinya kita berhasil” jelas Yohanes.

Sementara Sekretaris Program Pascasarjana, Universitas Warmadewa Dr. Putu Ngurah Suyatna Yasa, SE., M.Si mengakui terobosan yang dilakukan Bupati Klungkung merupakan langkah yang luar biasa. Sebab hingga saat ini belum ada kepala daerah di Bali yang yang mampu menangani permasalahan sampah, sehingga permasalahan sampah masih berlanjut.

Suyatna mengungkapkan program TOSS merupakan suatu proyek yang terintegrasi dan sangat bermanfaat kedepan, khususnya dalam pelestarian lingkungan. Apalagi masalah lingkungan Bali sudah sangat memprihatikan, baik karena pelanggaran undang-undang ataupun akibat proses pertanian yang tidak menggunakan konsep ramah lingkungan.

“Kami berharap kerjasama ini berlanjut dan menjadi embrio yang nantinya banyak bermanfaat dalam pembangunan sektor pertanian. Didukung pengelolaan sampah terintegrasi dan ramah lingkungan. Yang pada akhirnya membentuk sebuah ekosistem pertanian yang berkelanjutan” paparnya.(mul)