KKN Unwar, Tuntaskan Buta Aksara

(Baliekbis.com), Mahasiswa semester VI Universitas Warmadewa (Unwar) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Karangasem dan Kota Denpasar selama sebulan yang dimulai dari tanggal 31 Juli sampai 31 Agustus 2017. Sebelum itu, mahasiswa semester VI terlebih dahulu diberikan pembekalan terkait pelaksanaan KKN oleh Ketua Yayasan Kesejahteraan KORPRI Propinsi Bali Unwar, Dr. Drs. A.A Oka Wismumurti, M.Si dan dosen Drs. I Made Suastina selaku dosen Unwar di Gor Lila Buana, Selasa (4/7/2017).

Rektor Unwar, Prof. Dr.  Dewa Putu Widjana, DAP &E Sp.ParK mengatakan, kegiatan KKN yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa semester VI ini merupakan bagian dari salah satu kegiatan intrakurikulum. “Selain itu, melalui kegiatan KKN ini mahasiswa akan mampu menggali ilmu di masyarakat dan sekaligus mampu memecahkan setiap masalah yang ada dimasyarakat,” terangnya.

Putu Widjana juga mengatakan, peserta KKN yang paling banyak adalah di Kabupaten Karangasem yang berlokasi di 4 Kecapatan yakni Kecamatan Abang, Kecamatan Manggis, Kecamatan Selat dan Kecamatan Kubu. Sementara untuk di Kota Denpasar lokasinya hanya di Denpasar Utara dan Denpasar Timur. “Pada KKN nanti yang diangkat oleh mahasiswa bertemakan tentang bagaimana cara menanggulangi masyarakat yang tdak bisa membaca dan menulis (buta aksara),” ucapnya.

Dijelaskan, selain KKN dilaksanakan di Kabupaten Karangasem dan Kota Denpasar, KKN juga akan dilaksanakan di Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Bangli. Kemudian, bagi mahasiswa yang kuliah sambil bekerja tentu kegiatan KKN akan menyesuikan yakni bisa melakukan kegiatan KKN yang berdekatan dengan tempatnya bekerja. KKN ini memang wajib diikuti mahasiswa semester VI dengan syarat sudah memenuhi sebanyak 110 SKS. “Jika syarat belum terpenuhi bisa ikut KKN tahun depan,” jelasnya.

Disisi lain, Ketua Yayasan Kesejahteraan KORPRI Propinsi Bali Unwar, Dr. Drs. A.A Oka Wismumurti, M.Si mengatakan khusus mahasiswa yang akan melaksanakan KKN di Kabupaten Karangasem tentu kesempatan yang sangat baik sekali. Karena dari hasil pemetaan Kabupaten karangasem paling tinggi jumlah masyarakat yang masih buta aksara. “Mahasiswa nantinya bisa membuat semacam silabus untuk menyelesaikan persoalan buta aksara apakah itu alatnya, sarananya atau sistem pembelajarannya yang dirasakan masih terkendala,”imbuhnya.

Ditambahkan, waktu sebulan merupakan waktu yang tidak lama, manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Pada KKN nanti mahasiswa diharapkan mampu mengajak masyarakat untuk duduk bersama terkait masalah buta aksara. Jika perlu nantinya barengi dengan alat peraga baik itu alat peraga pendengaran atau yang lainya. (sus)