Ketut Suwandi: KONI Berkontribusi Tingkatkan Pendapatan Daerah dan Devisa Lewat “Sport Tourism”

(Baliekbis.com), KONI Bali tidak hanya berperan mengawal olahraga prestasi tapi juga bisa mensinergikan olahraga dengan pengembangan pariwisata yang berkontribusi pada peningkatan pendapatan daerah.

“Untul itu pemerintah harus memberikan dukungan yang memadai untuk pengembangan sport tourism (pariwisata olahraga) di Bali,” ujar Ketua Umum KONI Bali I Ketut Suwandi didampingi Pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism I Dewa Putu Susila. kepada awak media usai peringatan HUT ke-80 KONI di areal GOR Ngurah Rai, Senin (15/10).

Suwandi mengaku akan mendorong penguatan peran KONI Bali bukan hanya mencetak prestasi olahraga tapi juga berkontribusi pada peningkatan pendapatan daerah Bali. Salah satunya dilakukan dengan menggalakkan event-event sport tourism. “Kita punya branding. Nama Bali sudah dikenal luas ke seluruh dunia sebagai destinasi pariwisata terkemuka. Kalau kita bisa menjual event sport tourism maka bisa lebih banyak mendatangkan devisa pariwisata,” paparnya.

Untuk itu pihaknya memandang Bali perlu belajar pengembangan sport tourism dari negara tetangga seperti Singapura. Negara kecil ini tidak punya sumber daya alam yang melimpah, namun punya sumber daya manusia (SDM) yang kuat dan konsep serta strategi yang jelas dalam mengemas event-event olahraga menjadi daya tarik pariwisata atau sport tourism. “Kita perlu belajar dari Singapura yang tidak punya sumber daya alam yang banyak tapi mampu mengelola dan membuat event sport tourism yang mendatangkan devisa. Kita pun bisa. Sekarang tinggal political will pemerintah bagaimana menggali potensi olahraga yang mampu menghasilkan devisa,” paparnya.

Salah satunya yang mendesak perlu diwujudkan untuk menggarap potensi sport tourism adalah fasilitas olahraga berstandar internasional. “Kalau pemerintah sudah menyediakan tempat, venue dan fasilitas olahraga yang bagus dan berstandar internasional lalu kita kemas banyak event-event sport tourism maka pecinta olahraga, altet dan wisatawan akan datang ke Bali berduyun-duyun,” katanya optimis.

Di sisi lain, potensi menggarap wisatawan domestik yang menjadi penikmat sport tourism juga sangat besar dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar dan sebagian besar juga gemar menyaksikan event-event olahraga. Apalagi pasca euforia kesuksesan Indonesia tuan rumah Asian Games 2018.

“Kalaupun kita berbicara Indonesia, dari 34 provinsi kalau Bali mampu menyediakan venue-venue olahraga yang bagus maka wisatawan domestik akan lebih banyak bisa datang ke Bali,” tegasnya.

Diyakini sport tourism juga akan menjadi salah satu produk pariwisata baru di Bali yang menjadi diversifikasi dan alternatif yang menarik bagi wisatawan mancanegara maupun domestik. “Bicara pariwisata tidak hanya soal budaya atau keindahan alam sepeti pantai di Bali. Tapi pariwisata olahraga juga potensi dan daya tariknya sangat besar,” pungkas Suwandi.

Hal senada ditegaskan Pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism I Dewa Putu Susila. Ia juga berkali-kali bersuara lantas mendorong pemerintah merancang blue print pengembangan sport tourism di Bali. Bahkan gagasannya soal sport tourism ini sudah diakomodir masuk dalam pasal tersendiri dalam Perda Keolahragaan yang telah disahkan DPRD Bali pertengahan tahun ini.

“Pada HUT ini pesan KONI kepada pemerintah jelas bahwa lewat sport tourism KONI bisa berkontribusi pada peningkatan pendapatan daerah. Kita bisa kembangkan pemasukan dari dunia olahraga dengan event olahraga skala internasional yang bisa mendatangkan wisatawan asing,” tegasnya. (wbp)