Ketua PHRI Bangli: Menaikkan Retribusi Dalam Kondisi Lesu Bukan Solusi yang Menguntungkan

(Baliekbis.com),Menaikkan tarif retribusi masuk ke areal kawasan Kintamani dalam situasi pariwisata yang lesu akibat wabah virus corona bukan solusi tepat dan menguntungkan. Ibaratnya sektor pariwisata yang sudah jatuh tertimpa tangga.

“Kunjungan wisatawan turun drastis, retribusi tiket masuk malah naik.
Kalau pertimbangannya untuk meningkatkan PAD justru terjadi sebaliknya. Sebab wisatawan yang datang ke Kintamani sudah sedikit akibat dampak wabah virus corona,” ujar Ketua PHRI Bangl Dr. Ketut Mardjana Kamis (5/3/2020) menanggapi sikap Bupati Bangli yang masih mengkaji usulan untuk menunda sementara kenaikan tarif retribusi di wilayahnya.

Semestinya dengan kondisi saat ini, semua pihak ikut prihatin dan bersama-sama saling membantu. Pemerintah Pusat dan Pemprov Bali sudah memberikan berbagai kemudahan dan bantuan (stimulus) untuk menggairahkan pariwisata. “Saya kira Pemkab Bali bisa berbuat sama, yakni menunda kenaikan tarif retribusi masuk ke tempat rekreasi agar wisatawan mau ke Bangli,” harap Mardjana yang belum lama ini dilantik sebagai Ketua BPPD Bangli.

Dijelaskan dengan minimnya kedatangan wisatawan saat ini, kalau tiket masuknya dinaikkan, tentu membuat mereka makin enggan datang ke Kintamani. Dan kalau ini dibiarkan terus maka semua akan rugi. Pemkab tak bisa menambah PAD dari tiket masuk sedangkan pelaku pariwisata dan usaha kecil yang selama ini bergantung dari kunjungan turis akan makin merana.

Ketua DPRD Bangli Wayan Diar

Terkait hal itu, Dr. Mardjana yang juga GM Toya Devasya Natural Hot Spring ini berharap
Bupati Bangli Made Gianyar bisa secepatnya mengakomodir harapan pelaku pariwisata dan masyarakat yang tengah menghadapi kondisi sulit saat ini. “Apalagi Pimpinan DPRD Bangli sudah mengeluarkan rekomendasi agar menunda kenaikan tarif ini untuk sementara hingga kondinya pulih,” tambah mantan Dirut PT. Pos Indonesia itu.

Dengan menurunkan tarif masuk, merupakan peluang untuk mengajak wisatawan datang ke Kintamani khususnya wisatawan domestik. Karena wisatawan asing masih takut berpergian keluar negaranya. “Artinya pemerintah dan komponen pariwisata memberikan insentif untuk wisatawan berkunjung di saat lesunya pariwisata akibat wabah virus corona. Salah satunya ya tarif tiket masuk yang terjangkau dan tidak membebani wisatawan,” jelas tokoh dan pelaku pariwisata Kintamani Wayan Mantik.

Dalam rapat dengan pendapat DPRD Bangli bersama ASITA Bali, HPI, PHRI Bangli dan stakeholder pariwisata lainnya yang dipimpin langsung Ketua DPRD Bangli Wayan Diar dan dihadiri ketua komisi terkait, Dewan menyepakati usulan untuk menunda kenaikan tarif retribusi sebagaimana yang tercantum dalam
Peraturan Bupati Bangli Nomor 37 Tahun 2019 tentang Peninjauan Tarif Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga Kabupaten Bangli.

Kenaikan tarif yang hampir dua kali lipat itu yakni saat ini Rp50 ribu di satu pintu masuk, dinilai cukup membebani kantong wisatawan dalam kondisi lesu ini. Bahkan Dewan saat itu sepakat secepatnya mengeluarkan rekomendasi untuk diajukan ke Bupati.
Terkait rekomendasi itu, Bupati Made Gianyar mengatakan akan mengkajinya lebih lanjut. (bas)