Ketua MPR RI Bamsoet Apresiasi Pemberian Gelar Kehormatan Ksatria Padma Dharma Utama kepada Panglima TNI

(Baliekbis.com), Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi diberikannya gelar kehormatan “Ksatria Padma Dharma Utama” kepada Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dari Puri Ageng Blahbatuh Gianyar, Bali. Prosesi penganugerahan dilaksanakan di Puri Ageng Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali, Selasa malam (21/2/23). Diawali penyematan Pin Ksatria Padma Dharma Utama dari Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh, Anak Agung Ngurah Kakarsana.

“Pemberian gelar kehormatan “Ksatria Padma Dharma Utama” kepada Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono sangatlah tepat. Terlebih, gelar kehormatan tersebut merupakan visualisasi bunga Padma (Teratai) yang dapat hidup di tiga dimensi, yaitu tanah, air dan udara. Sehingga menjadi simbol bagi Panglima TNI untuk dapat menyatukan dan meningkatkan kesolidan tiga Matra TNI, yakni TNI Darat, TNI Laut dan TNI Udara, dalam menjaga kedaulatan serta keutuhan NKRI,” ujar Bamsoet di Jakarta, Rabu (22/2/23).

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM dan Keamanan ini mengingatkan, saat ini TNI tengah dihadapkan pada berbagai tantangan yang lebih kompleks, canggih, dan lebih rumit seiring dengan laju perkembangan zaman. Karenanya, TNI perlu makin mewaspadai ancaman nirmiliter yang merusak ideologi negara.

“Kedaulatan bangsa dan negara tidak boleh hanya bertumpu pada kekuatan fisik militer. Karena saat ini potensi ancaman hadir dalam berbagai aspek, baik ekonomi, sosial, budaya, politik, deologi, maupun berbagai ancaman lainnya yang bersifat soft power,” kata Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menambahkan, dunia saat ini sedang menghadapi perang generasi kelima, berupa peperangan siber dan informasi. Menjadikan ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia, tidak hanya sekadar ancaman peperangan militer. Melainkan juga menyasar perang siber dan informasi.

“Dampak yang dihasilkan dari perang generasi kelima bisa lebih dahsyat dibandingkan perang lainnya. Dengan kekuatan siber yang dikendalikan dari jauh, sebuah negara bisa melumpuhkan objek vital negara lainnya, seperti pembangkit listrik, cadangan minyak, hingga operasional Alutsista militer. Selain bisa juga membuat jaringan telekomunikasi dan internet di negara lain mati total, digital perbankan kacau, radar militer maupun penerbangan sipil tidak bisa digunakan. Karenanya, TNI harus mampu menjaga keutuhan NKRI dari semua serangan yang datang,” pungkas Bamsoet. (ist)