Ketua Komite IV DPD RI Puji Kreativitas Perajin, Dr. Mangku Pastika: Penting Tularkan Keahlian agar Sama-sama Berkembang

(Baliekbis.com), Ketua Komite IV DPD RI Dra. Hj. Elviana,M.Si. memuji UMKM khususnya perajin di Bali yang memiliki kreativitas dan inovasi tinggi sehingga tetap tumbuh dan eksis.

“Beda dengan UMKM daerah lain yang produksinya makanan sehingga mudah rusak dan tidak tahan lama. Saya lihat di sini produknya sangat kreatif bahkan bisa memanfaatkan bahan sisa,” ujar Elviana saat mengunjungi sentra kerajinan Bee Handicraft yang memproduksi kipas dan sejumlah produk lainnya di Peguyangan Denpasar, Minggu (5/2).

Sebagaimana disampaikan Founder Bee Handicraft AAA Mas Utari Noviyanti,S.H.,M.H. selain memproduksi kipas dan kerajinan lainnya, ia juga menciptakan alat (mesin) yang mampu menghasilkan empat jenis produk sekaligus di antaranya kipas dan tas.

“Tapi yang saya inginkan adalah bisa menularkan keterampilan ini kepada yang lainnya sehingga bisa sama-sama berkembang. Saya siap membantu memberikan pelatihan-pelatihan,” ujarnya.

Ia menyarankan agar bantuan bagi UMKM lebih difokuskan pada pelatihan, pembinaan dan peralatan bukan berupa uang atau sembako yang mudah habis. Karena itu, ibu tiga anak ini selalu siap membantu UMKM agar lebih berkembang.

Penjelasan Agung Mas Utari ini membuat Ketua Komite IV Elviana kagum dengan upaya-upaya yang dilakukan khususnya dalam membantu sisi pembinaan. “Saya kira ini bisa ditiru untuk dikembangkan ke daerah-daerah lain sehingga bisa lebih cepat berkembang,” ujarnya.

Dalam kunjungan tersebut, turut hadir Wakil Ketua I H. Sukiryanto, SAg., Wakil Ketua II Novita Anakotta,S.H.,M.H., Wakil Ketua III Kh. Ir. Abdul Hakim M.M. dan Dr. Mangku Pastika,M.M. selaku tuan rumah yang didampingi Tim Ahli Nyoman Baskara, Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.

“Kami melihat beliau tidak hanya berbuat untuk dirinya tapi sudah mulai merancang pelatihan-pelatihan untuk masyarakat. Kami ingin hal-hal seperti ini ditiru oleh provinsi-provinsi lain. Sebab semua daerah memiliki karakteristik sendiri,” tambahnya.

Elviana mencontohkan di Jambi, selama ini pemerintah hanya mendorong produk-produk makanan. “Kalau makanan kan ada kadaluarsanya, tapi dengan handicraft seperti ini maka UMKM akan lebih tertolong. Apalagi ini ini menggunakan bahan-bahan daur ulang, mengambil sisa-sisa kain dari penjahit. Di Jambi juga ada usaha batik, jadi limbahnya bisa digunakan dan mendatangkan uang,” ujar Elviana yang berharap bisa menerapkan apa yang dilakukan perajin di Bali.

Ia juga berharap pemerintah paham apa itu UMKM, apa yang mereka butuhkan di lapangan. Karena tidak semuanya soal modal, tapi SDM, bagaimana teknik produksi, cara menghitung biaya produksi, dll.

Dicontohkan pedagang jamu, dengan menjual Rp2 ribu segelas dianggap sudah untung karena dia anggap serai ada di belakang rumahnya, jahe ada di dapur, dia juga tidak menghitung berapa listrik yang digunakan untuk menerangi ketika dia bekerja.

Dari melihat langsung ke lapangan, Komite IV akan rapat dengan BI dan kementerian terkait agar mengarahkan bantuan-bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan UMKM kekinian.

Sementara Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Mangku Pastika mengatakan UMKM memang dari dulu jadi salah satu tulang punggung perekonomian di samping koperasi. Karena mereka menjangkau seluruh lapisan masyarakat utamanya yang di bawah. Karena itu harus ada yang membina mereka, harus dibantu tidak mesti dengan uang tapi dengan akses pasar, manajemen, dan yang lainnya.

“Komite IV menaruh perhatian yang sangat besar terhadap kemajuan mereka ini. Tadi kita berkunjung ke UMKM kemungkinan besar mereka bisa menularkan keahlian-keahlian mereka ke daerah-daerah lain agar sama-sama berkembang. Itu yang kita harapkan. Jadi kita tidak besar sendiri tapi daerah-daerah lain bisa ikut terangkat UMKM-nya dengan teknologi dan jaringan pemasaran, bukan hanya produksi,” jelas mantan Gubernur Bali dua periode ini juga pemerintah.

Dikatakan seringkali produksi UMKM bagus tapi pasarnya tidak ada sehingga mati dengan sendirinya. “Kita harap pemerintah terus melakukan pembinaan. Mereka perlu perlindungan. Tadi dikatakan mereka berat di pajak, mereka kan dapat untung sedikit sekali, kalau sistem perpajakan sekian persen dari omset jelas akan berat. Ini harus diperjuangkan, pemerintah harus tahu itu,” ujar Mangku Pastika setelah mendengar paparan perajin soal pajak yang dirasakan masih tinggi. Dalam kunjungan tersebut, rombongan Komite IV juga sempat melihat produk perajin anyaman berupa tas serta perak dan permata. (bas)