Ketua GIPI: Perlu Komitmen Semua Pihak Hentikan Praktik “Jual Beli Kepala”

(Baliekbis.com), Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) atau Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana berharap praktik jual beli kepala yang telah berlangsung sejak 2001 harus segera diakhiri melalui regulasi dari pemerintah. Praktik jual beli kepala (JBK) ini merugikan dan bisa merusak citra pariwisata.

“Banyak komplin dari wisatawan Cina yang memanfaatkan paket JBK harga murah ini karena rendahnya kualitas pelayanan,” ujar Agung Partha dalam jumpa pers, Senin (22/10) di Sanur.
Dalam jumpa pers yang dihadiri sejumlah pelaku pariwisata di antaranya Ketua ASITA Bali Ketut Ardana, Ketua PUTRI IGAA Inda Trimafo Yudha yang akrab disapa Gek In dan puluhan wartawan itu, pihak BTB juga sekaligus melakukan klarifikasi atas beredarnya berita terkait pertemuan BTB dengan pelaku pariwisata Cina beberapa hari lalu yang menyebutkan pertemuan itu rahasia dan tak bisa diekspos.

Sebagaimana disampaikan Sekretaris BTB Nurjaya di awal pertemuan yang menegaskan pertemuan BTB dengan pelaku usaha Cina itu sangat terbuka dan tak ada larangan diekspos. Mantan Kadisparda Bali ini juga menegaskan tidak ada kesepakatan yang menyebutkan BTB akan melindungi usaha mereka. “Pertemuan itu atas permintaan mereka yang mengelola usaha di Bali dan difasilitasi Bali Liang untuk bisa bertemu dengan Ketua BTB Bali,” ujar Nurjaya.

Di sisi lain Agung Partha yakin upaya terpadu yang dilakukan GIPI dan pemerintah bakal mengakhiri praktik JBK ini. Dikatakan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat tiga pengusaha yang mengontrol 18 toko dalam jaringan paket murah atau ‘zero dollar tour’, praktik JBK bakal berakhir 1 Desember 2018. Pihaknya mendorong semua pihak berkomitmen ikut memperbaiki tata niaga yang berlangsung sejak 2001 yang tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga merusak citra pariwisata.

Agung Partha yakin dengan melakukan promosi yang tepat akan dapat meraih wisatawan premium dari Cina seperti halnya Thailand yang dengan tegas telah melarang praktik JBK ini. Ditambahkan GIPI berupaya untuk membenahi tata kelola pelayanan kepada wisatawan dari manapun dia.  Upaya GIPI ini didukung Konsulat Jenderal Cina di Bali.

Meski pihak Konjen memperkirakan akan ada penurunan wisatawan setelah penghentian pemasaran ‘zero dollar tour’ ini, tetapi optimistis ke depan gelombang wisatawan Cina ke Bali akan meningkat lebih baik lagi. “Bahkan Konjen mengatakan akan menjadikan Bali sebagai the best destination,” jelas Agung Patha seraya menyebut setiap hari ada sekitar 3.000-3.500 wisatawan Cina masuk Bali dan 60% di antaranya mengikuti paket wisata murah.

GIPI Bali saat ini juga tengah menyiapkan rekomendasi yang diminta Konjen Cina tentang daftar biro perjalanan wisata, hotel, restoran, destinasi pariwisata, tempat belanja dll. Rekomendasi tersebut akan dijadikan referensi bagi biro perjalanan di Cina yang menggarap pasar Indonesia, khususnya Bali, agar mendapatkan fasilitas dan pelayanan standar. (bas)