Ketua DPW PBB Bali: Kepedulian Bagi Nakes Terpapar Covid-19 Perlu Ditingkatkan

Sangat memprihatinkan, Jumlah kematian tenaga kesehatan (Nakes) yang menjadi garda terdepan naik drastis jika dibandingkan tahun 2020.

(Baliekbis.com), Kasus kematian pertengahan tahun 2021 tepatnya pada 25 Juli 2021 tercatat sebanyak 1.511 nakes di seluruh Indonesia. Angka ini melonjak dua kali lipat dari data per Desember 2020 dengan banyak kasus 507 nakes yang gugur.

Hal ini menjadi sorotan banyak pihak, tak pelak dari tokoh politik muda Shalahuddin Jamil, Ketua DPW Partai Bulan Bintang Provinsi Bali.

Dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (27/8), politikus yang akrab dipanggil Bro Shalah ini menuturkan melihat kondisi tersebut pemerintah harus sangat memperhatikan nakes sebagai garda terdepan dalam penanganan covid.

Dengan resiko yang sangat tinggi, banyak nakes yang berguguran dan hal ini sangat memprihatinkan. Selain jangan sampai ada keterlambatan pemberian insentif, dirinya juga mengusulkan adanya tambahan tunjangan nakes.

“Kita semua sangat prihatin banyak pahlawan nakes kita yang gugur. Lonjakan angka kematin pada pertengahan tahun 2021 ini harus betul-betul dievaluasi pemerintah. Saya mengusulkan kepada Bapak Presiden Jokowi, beserta Menteri terkait untuk adanya Tambahan Tunjangan Khusus bagi nakes yang terpapar Covid-19 saat melaksanakan tugas di lapangan. Ini adalah bentuk kasih sayang kita kepada mereka, sekaligus kepedulian secara nyata agar mereka tetap semangat untuk bertugas kembali selepas sakit,” ungkap Shalahuddin, Jumat (27/8) di Denpasar.

Bro Shalah menuturkan bahwa KMK Nomor HK.01.07/MENKES/278/2020 tentang Pemberian insentif dan santunan kematian bagi Nakes, hanya mengatur tentang nominal insentif, santunan kematian, serta mekanisme klaim. Menurutnya perlu ada tambahan Tunjangan Khusus bagi nakes yang terpapar covid-19 saat melaksanakan pengabdian.

“Saat ini saya sedang dirawat karena positif covid di salah satu RSUD di Bali. Setelah saya banyak memperhatikan, pekerjaan nakes yang berjuang membantu pasien itu tidaklah mudah, sangat berat, dan beresiko sangat tinggi. Jujur saja saya sangat malu, tatkala kita berbicara bahwa Nakes adalah Pahlawan namun hanya slogan semata. Tidak ada yang spesial yang kita berikan. Seolah kita hanya memberi upah saat dia bekerja, dan santunan saat dia gugur,” jelas Bro Shalah.

Saat nakes sakit, seolah menjadi resiko biasa. “Untuk itu saya mendorong pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi mempertimbangkan apa yang diusulkan,” ungkap Bro Shalah.

Berbagai pihak menyebutkan bahwa para nakes adalah garda terdepan peperangan melawan Covid-19, yakni dalam menyembuhkan dan menyelamatkan pasien. Padahal sejatinya individulah yang menjadi tameng pertama dengan prokes yang wajib dijalankan.

Nakes yang terpapar bahkan sampai meninggal merupakan salah satu persoalan dalam penanggulangan pandemi Covid-19 sebab sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan masyarakat.

Jumlah nakes otomatis berkurang sementara jumlah pasien yang terpapar Covid-19 terus meningkat. “Semakin banyak penderita yang harus mendapatkan perawatan di RS membuat beban pekerjaan para nakes bertambah berat,” tegasnya.

Hal inilah yang menjadi dasar adanya dorongan kepada pemerintah, agar betul-betul memperhatikan nakes yang berjuang dengan resiko yang sangat tinggi. (ist)