Ketua Dekranasda Bali Ajak Perajin UMKM Turut Lestarikan Warisan Leluhur

(Baliekbis.com), Kesejahteraan menjadi faktor utama bagi setiap generasi untuk dapat meneruskan warisan leluhur, salah satunya kain tenun. Keadaan saat ini yang menunjukkan semakin banyaknya produksi kain tenun tiruan, menjadikan harga endek jatuh dan kualitas yang tidak sesuai dengan kerajinan daerah Bali yang pada zamannya memiliki kualitas tinggi.

Kondisi ini diminta menjadi perhatian bagi perajin Bali khususnya kain tenun endek, agar ikut bertanggungjawab dalam pelestarian, bukan hanya mengutamakan perkembangan tenun secara bisnis saja. Hal ini disampaikan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster saat diundang sebagai narasumber utama pada acara Gebyar Wirausaha Muda “Gebyar Wirausaha Muda Menuju IKM/ UMKM Unggul dan Mandiri”, di Gedung Widyasabha Universitas Udayana, Badung, Jumat (9/4).

Saat pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum juga berakhir, mengakibatkan sulitnya perputaran ekonomi di tengah masyarakat, karena untuk ekspor impor produksi kerajinan juga belum memiliki celah yang baik, yang mana setiap negara di dunia sedang berfokus kepada penanganan virus Covid-19 dan kelanjutan hidup warganya.

Lebih lanjut, Ny. Putri Koster meminta kepada pelaku IKM/ UMKM untuk lebih kreatif memanfaatkan peluang yang ada sekaligus menguasai informasi teknologi dalam melakukan promosi. “Peran kami sebagai Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Bali adalah memberikan peluang dan menjembatani pelaku IKM dan UMKM di Bali, karena di masa pandemi ini kita tidak boleh diam, harus bergerak terus namun tetap dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Ny. Putri Koster.

Ditambahkannya, salah satu peluang yang diberikan Dekranasda Bali kepada perajin atau pelaku IKM/ UMKM adalah membuka pameran kerajinan yang bergandengan dengan CEO Bali Mall dalam bentuk e_market place sekaligus mengajak Bank BPD Bali bekerja sama dalam upaya menyiapkan peluang dari segi permodalan dan sistem pembayaran
non-tunai.

Sementara itu, pihak akademisi pun memperhatikan agar perajin IKM/ UKM Bali, terkait perubahan yang dari hari ke hari semakin menurun kualitasnya akibat semakin beralihnya penggunaan bahan. Pada zaman dahulu kain tenun dibuat dengan kualitas yang luar biasa, namun saat ini kain tenun layaknya sudah jatuh tertimpa tangga pula, di mana jumlah para penenun semakin minim yang diakibatkan kurangnya generasi muda yang berminat untuk meneruskan warisan leluhur.

Sehingga perlu dikawal dari hulu ke hilir, yakni mulai dari pemberian pemahaman taktik, teknik dan strategi pemasaran yang nantinya akan mampu mensejahterakan hidup mereka dengan maksud mampu merevolusi hasil produksi yang dibuat.

Dalam gebyar wirausaha muda menuju IKM/ UMKM unggul dan mandiri yang dilaksanakan secara hibrid ini, melibatkan perajin dan juga mahasiswa yang tergabung ke dalam unit kegiatan mahasiswa kewirausahaan, diisi dengan pameran yang melibatkan lima (5) perajin UMKM Bali, dua (2) UMKM binaan Bank BPD, dan juga dari pihak kampus UNUD.

Pada kesempatan ini, Ny. Putri Koster mengajak pihak akedemisi untuk membuat segitiga sama sisi (pariwisata, pertanian dan UMKM Bali) yang berdiri sama kuat dan saling menopang, apabila ada satu (1) yg terpuruk maka yang dua masih bisa menopang.

Dengan menjaga warisan leluhur berupa kerajinan, maka secara tidak langsung juga memberikan peluang bagi pengrajin Bali untuk menikmati setiap rupiah dari jerih payahnya. “Untuk menjaga kekayaan dan daya saing kain khas daerah, maka warga kita harus turut melestarikan penggunaannya. Di mana kain endek digunakan oleh semeton Bali, kain batik digunakan oleh semeton di Jawa dan songket Palembang digunakan oleh semeton Palembang. Namun jika orang Bali ingin menggunakan batik, maka kita wajib membeli kerajinan batik hasil asli karya semeton Jawa, begitu juga sebaliknya. Hal ini tentu saja memberi peluang tumbuhnya perekonomian masyarakat secara masif,” ujar Ny. Putri Koster.

Rektor Universitas Udayana Anak Agung Raka Sudewi menambahkan, pihaknya sangat mendukung upaya pelestarian warisan leluhur dengan nelibatkan dan menanamkan keahlian sejak dini kepada generasi muda. Dan melalui gebyar wirausaha muda menuju IKM/ UMKM unggul dan mandiri ini diharapkan mampu membangkitkan pemahaman bahwa pentingnya upaya menggerakkan atau mengolah kemampuan dalam menciptakan kreasi karya seni sehingga mampu memperkaya khasanah budaya yang ada.

Melalui kegiatan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman dan rasa “jengah” kepada generasi muda untuk turut berperan aktif melestarikan warisan leluhur. (pem)