Ketua BKS LPD Bali: Lucu Kalau Bendesa Agung Tak Paham LPD

(Baliekbis.com), Posisi Bendesa Agung dinilai sangat strategis dalam menjaga kelestarian adat dan budaya Bali. “Karena itu, siapa pun nantinya memegang jabatan Bendesa Agung juga wajib memahami LPD yang sudah terbukti perannya dalam dalam menjaga kelestarian desa adat dan krama adat itu sendiri,” ujar Ketua BKS LPD (Lembaga Perkreditan Desa) Bali Drs. Nyoman Cendikiawan,M.Si., Minggu (4/8/2019) saat diminta pendapatnya terkait rencana pemilihan Bendesa Agung pada 6 Agustus nanti di Samuan Tiga Gianyar.

Cendikiawan mamandang pentingnya Bendesa Agung memahami LPD karena lembaga ekonomi di desa adat ini telah terbukti peranannya bukan saja meningkatkan ekonomi krama adat juga bagi eksistensi desa adat itu sendiri. “LPD telah menjadi kekuatan krama adat. Kekuatan ekonomi desa adat adalah LPD walau bukan satu-satunya,” jelasnya.

“Jadi lucu juga jadinya jika Bendesa Agung nggak paham LPD, apalagi nggak mau memahami Perda LPD,” jelas Manajer LPD Talepud Tegallalang Gianyar ini. Minimal tambah Cendikiawan, Bendesa Agung pernah menjabat bendesa, LPD di desanya sehat, paham Perda LPD serta mampu menjalin koordinasi, komunikasi dengan baik di lingkungannya. Juga tidak egoistis serta independen baik secara politik, ekonomi dan sosial.

Untuk itu Cendikiawan berharap dalam memilih figur, bisa mempertimbangkan hal-hal yang terkait dengan LPD. Selain persyaratan lainnya di antaranya secara pribadi mandiri ekonominya dan mampu mendorong ekonomi Bali melalui penguatan LPD. “Kami dari jajaran LPD tentu akan sangat mendukung figur yang akan konsisten dalam menumbuhkan LPD di masa datang,” tegas Cendikiawan.

Di sisi lain, Cendikiawan menjelaskan “panglingsir” telah mengenalkan konsep Panca “W”, yakni Wareg (cukup makan), Waras (sehat), Wastra (pakaian), Wisma (perumahan) dan Waskita. “Sesungguhnya ekonomi adalah akar dari semuanya. Jika perut masih lapar maka akhirnya yang lainnya juga akan mengikuti,” ujarnya.

LPD yang pertama di Bali sebagai proyek percontohan didirikan tahun 1984 yang kemudian diikuti oleh ribuan LPD lain pada tahun-tahun berikutnya. Pendirian LPD dirintis oleh Gubernur Bali Prof.Dr. Ida Bagus Mantra dan berkembang hingga sekarang hampir di seluruh desa adat di Bali dengan total aset sekitar Rp21 triliun. Keuntungan LPD, 20 persennya disisihkan untuk penguatan desa adat.

Terkait pemilihan Bendesa Agung, sebelumnya Paiketan Krama Bali yang diketuai Agung Suryawan menggelar FGD, Kamis (1/8/2019) tentang Kriteria Calon Bendesa Agung Majelis Desa Adat Provinsi Bali. FGD merekomendasikan antara lain Bendesa Agung selain cerdas, siap ‘ngayah, layah, mayah dan payah’, juga harus berani menolak reklamasi serta menjaga tanah adat. (bas)