Kerja Sama dengan PT Charoen Pokphand, Unud Kini Miliki “Teaching Farm Close House”

(Baliekbis.com),Universitas Udayana menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan PT Charoen Pokphand, Tbk. Sebagai wujud kerja sama itu berupa hibah dari PT Charoen Pokphand kepada Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang diresmikan Kamis (5/12/019) yakni Teaching Farm Close House yang berlokasi di area Fakultas Peternakan Kampus Jimbaran.

Teaching Farm ini berfungsi untuk menunjang proses belajar-mengajar, praktikum, magang (praktek kerja) dan juga sebagai tempat penelitian bagi dosen/mahasiswa yang berkaitan dengan peternakan salah satunya peternakan ayam broiler.

“Teaching Farm ini merupakan salah satu close house yang memiliki fasilitas termodern di Indonesia dengan kapasitas 20.000 ekor ayam,” ujar Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S (K) di sela-sela peresmian.

Close house ini memberi manfaat besar karena suhu ruang bisa diatur sedemikian rupa. Sehingga pengembangan ternak (ayam broiler) terjaga dengan baik. “Ini kandang tertutup berteknologi tinggi. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan daging masyarakat. Ini hibah pertama close house yang terbesar di Bali,” jelasnya.

Rektor menambahkan, kerja sama telah lama terjalin khususnya dalam bidang pendidikan sejak tahun 2014 yang ditindaklanjuti dengan penandatanganan kerja sama (PKS) antara PT Charoen Pokphand dengan Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Peternakan Universitas Udayana pada tahun 2017 dalam hal pemberian beasiswa bagi mahasiswa berprestasi yang kurang mampu.

Sebagai salah satu pengembangan kerja sama antara PT Charoen Pokphand dengan Fakultas Peternakan selaku mitra akademik pada bulan Februari yang lalu telah disepakati pemberian hibah pengadaan kandang. Pemberian hibah ini ditujukan untuk melengkapi sarana belajar mengajar di perguruan tinggi mitra akademik dengan fasilitas berupa kandang yang akan digunakan sebagai sarana penelitian dan pengembangan, sarana praktik budidaya ayam, media aplikasi ilmu pengetahuan, arena belajar mengajar dan berbagi pengetahuan teknis dan miniatur dunia usaha.

Salah satu Teaching Farm yang dibutuhkan pada Program Studi Sarjana Peternakan Fakultas Peternakan adalah Teaching Farm ayam pedaging (broiler). Rektor juga menyampaikan bahwa Universitas Udayana terus berbenah dalam berbagai bidang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat. Di samping itu, perkembangam fasilitas fisik lainnya juga memperlihatkan kemajuan yang signifikan seperti pembangunan gedung perkuliahan dan fasilitas penunjang pendidikan.

Keberadaan fasilitas fisik ini tentunya akan memberikan dampak yang sangat positif bagi Universitas Udayana maupun masyarakat di sekitar kampus. Meskipun Universitas Udayana telah lebih berkembang dan banyak mencapai kemajuan dalam berbagai bidang, namun diakui bahwa kekurangan dan keterbatasan masih dialami dalam pembangunan Universitas Udayana. Seperti kondisi beberapa laboratorium di fakultas yang belum memadai dan perlu dilengkapi secepatnya.

“Kita telah berusaha untuk melengkapi dan memperbarui alat-alat laboratorium melalui pengusulan pengadaan, akan tetapi masih mengalami kendala pada penganggaran dan pembahasan di tingkat pusat. Untuk mengantisipasi hal tersebut kami membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak untuk bersinergi dan berkolaborasi untuk saling memberikan kontribusi,” ujar Rektor.

Rektor juga menilai kerja sama dengan PT. Charoen Pokphand memberi kontribusi yang sangat besar dalam pelaksanaan proses pendidikan terutama di Fakultas Peternakan melalui penyediaan satu unit close house untuk ayam pedaging. Close house ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan kompetensi lulusan Fakultas Peternakan dalam bidang produksi ternak unggas dan juga akan berkontribusi dalam penyediaan protein hewani untuk masyarakat Indonesia.

Sementara Presiden Direktur PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk. Tjiu Thomas Effendi hibah ini sudah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia dan segera disus di tiga daerah lainnya. “Target kami ada 11 perguruan tinggi sampai pertengahan tahun depan. Sehingga sarjana setelah lulus ngerti pelihara ayam,” jelasnya.

Untuk kandang saja dijelaskan biayanya sekitar Rp2 miliar/kandang. Teknologi yang sebelumnya open house yang rentan dengan perubahan cuaca. Tapi dengan teknologi ruang tertutup ini suhu bisa diatur, ini seperti AC. Kepadatan ternak dalam kandang juga bisa diatur,” jelasnya.

Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Bali I Wayan Mardiana mengatakan selain ayam, teknologi serupa juga bisa dikembangkan untuk babi. Apalagi ke depan Bali ditarget jadi sentra pengembangan peternakan babi. Ia berharap mahasiswa setelah tamat bisa jadi entrepreneur. “Close house ini bisa menyediakan daging dengan kualitas yang baik,” ujarnya. (bas)