Kenang Kartini Lewat Prestasi, Jepun Bali TAC Gelar Lomba Panahan Tradisional

(Baliekbis.com), Jepun Bali Traditional Archery Community (JBTAC) menggelar Gladen Ageng Jemparingan atau lomba panahan tradisional se-Bali, Minggu (22/4) di lapangan panahan tradisional Istana Taman Jepun,  Jalan Hayam Wuruk,  No.104 H Denpasar (Bali Seafarers Centre).

Lomba dalam rangka memeriahkan perayaan Hari Kartini tahun 2018 diikuti 67 pemanah tradisional yang terdiri dari 39 pemanah putra dan 28 pemanah putri. Mereka  berasal dari berbagai komunitas panahan tradisional di Bali. Ada satu peserta dari Solo yang ikut memeriahkan event yang juga dirangkaikan dengan peresmian fasilitas latihan baru di Istana Taman Jepun ini.

Gladen Ageng ini dibagi menjadi lima kategori. SD A (kelas1-3) jarak 10 m, SD B (kelas 4-6) jarak 20 m, SMP jarak 20 m, umum jarak 30 m serta kategori beregu yang terdiri dari dua pemanah. Hadiah khusus diberikan untuk regu putri saja sebagai apresiasi Hari Kartini.

Ada dua target yang dibidik pemanah. Sepuluh rambahan pertama membidik face target dan sepuluh rambahan kedua membidik bandulan. Tiap rambahan menggunakan empat anak panah.

Ketua Jepun Bali Traditional Archery Community (JBTAC)   I Dewa Putu Susila menjelaskan melalui lomba ini pihahknya ingin melestarikan panahan tradisiona, mencari pembibitan atlet sekaligus memanfaatkan dan merayakan momen hari Kartini.

“Sejalan dengan spirit perjuangan RA  Kartini, melalui lomba panahan tradisional ini kami mengajak para siswa,  generasi muda untuk mengenang jasa-jasa beliau melalui unjuk prestasi melalui olah rasa dan olahraga sambil melestarikan panahan tradisional,” kata Sekretaris Umum (Sekum)  Persatuan Gateball Indonesia Seluruh Bali (Pergatsi)  Bali itu.

Spirit Dewa Susila dan komunitas pun tidak pernah luntur memperkenalkan panahan tradisional ke seluruh Bali. Pembibitan, penjaringan, dan pembinaan atlet muda berbakat sejak usia dini menjadi misi besar yang berkelanjutan.

“Kami juga sangat konsisten dan berkomitmen penuh memperkenalkan panahan tradisional ke seluruh Bali.  Perjuangan ini baru titik awal untuk mengangkat panahan tradisional bukan sekadar olahraga rekreasi tapi sebagai olahraga prestasi yang juga mampu membentuk nilai-nilai dan karakter adiluhung anak bangsa,” ujar Dewa Susila yang juga pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism.

Dewan Penasehat JBTAC Dewa Nyoman Budiasa berharap aktivitas tiga tahun ini akan terus diperhatikan. “Jemparingan warisan budaya. Pemerintah agar mulai memperhatikan olahraga yang berbasis budaya lokal,” ujar Ketua Yayasan Tedung Bhakti Baruna itu.

Ketua Pengprov Perpani Bali I Gusti Ngurah Wisnu Mataram dalam sambutan pembukaan menegaskan panahan tradisional makin bergelora di nusantara. “Mungkin tahun bisa eksebisi di Porprov dengan syarat semua kabupaten punya klub. Terima kasih untuk para ortu yang sudah memberi dukungan,” tegasnya.

Sementara itu penasehat dan pelatih JBTAC AA Anom Giri menjelaskan gladen ageng memiliki empat tujuan. Pertama, untuk memotivasi anak-anak dalam pembiasaan menghadapi gladen. Kedua, untuk meningkatkan prestasi yang mereka miliki termasuk ke tahapan yang lebih luas atau ke tingkat nasional. Ketiga, menumbuhkan kepercayaan diri anak jika menghadapi gladen. Keempat, evaluasi diri bagi pelatih, sejauh mana program latihan yang sudah di capai.

Pemanah yang menjadi juara selain mendapatkan piala, piagam, dan bingkisan, juga mendapat uang pembinaan. Rencananya lomba panahan tradisional untuk memperingati hari Kartini ini akan rutin digelar tiap tahun.

Di sisi lain, lomba kali ini juga menjadi semacam pematangan persiapan dan pemanasan menjelang lomba tingkat nasional dalam rangka memperingati hari pelaut sedunia (Day of Seafafers) 24-25 Juni mendatang. (wbp)