Kemenkop dan UKM Latih Pengungsi Menganyam Bambu dan Manajemen Usaha

(Baliekbis.com), Kementerian Koperasi dan UKM memberikan pelatihan menganyam bamboo bagi puluhan pengungsi Gunung Agung yang berada di Bangli. Pengungsi tak hanya diberikan praktik membuat besek, sokasi dan tempat kue, juga teori manajemen usaha.

Pelatihan yang dilaksanakan di Posko Penanganan Darurat Bencana Peningkatan Aktivitas Gunung Agung Kelurahan Kubu Bangli, Jumat (3/11) mendapat sambutan antusias warga pengungsi yang kebanyakan kaum ibu-ibu. Pelatihan akan berlangsung tiga hari hingga Minggu (5/11) dibuka Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas RI yang juga  istri Menteri Koperasi dan UKM Ny. Bintang Puspayoga dan dihadiri Bupati Bangli I Made Gianyar didampingi Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bangli Dewa Gede Suparta. Bintang Puspayoga mengatakan pelatihan menganyam bambu untuk para pengungsi dilaksanakan sesuai hasil maping dan koordinasi pihaknya dengan Bupati Bangli selaku penanggung jawab pengungsi di Bangli. Maping dilakukan agar kegiatan pelatihan yang diberikan bisa tepat sasaran dan bermanfaat bagi pengungsi.

Bintang menjelaskan dipilihnya menganyam bambu sebagai kegiatan pelatihan dikarenakan bambu merupakan potensi luar biasa yang dimiliki Bangli. Pengungsi juga diberikan pelatihan untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur agar kedepannya bisa menjadi wirausaha. Pihaknya pun meminta para pengungsi agar tekun mengikuti kegiatan pelatihan yang diberikan oleh instruktur. Walaupun tinggal di pengungsian, pengungsi diharapkan tidak menyia-nyiakan waktunya namun mengisinya dengan aktivitas yang bermanfaat. “Mudah-mudahan pelatihan yang kita berikan selama tiga hari ini bisa bermanfaat bagi mereka untuk mengisi waktu di pengungsian. Dan mudah-mudahan ilmu yang didapat ini bisa dipakai setelah mereka kembali ke rumahnya masing-masing,” kata Bintang. Bupati Bangli I Made Gianyar menyambut baik pelatihan yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan UKM untuk para pengungsi. Bupati Gianyar berharap kegiatan ini bisa berguna bagi warga pengungsi, tidak saja di pengungsian namun juga bisa dijadikan bekal keterampilan saat kembali ke kampung halaman masing-masing.  (ist)