Kemendikbudristek Terus Dorong Kolaborasi Satuan Pendidikan Vokasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri

(Baliekbis.com), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) berkomitmen untuk terus mendorong satuan pendidikan vokasi meningkatkan kolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) guna memperkuat produktivitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Sebagai salah satu pemantik, Ditjen Diksi menyelenggarakan Gebyar Vokasi, pada Kamis (16/9). Turut hadir dalam kesempatan ini, perwakilan Kamar Dagang dan Industri Indonesia, PT Kawan Lama, dan para pemangku kepentingan lain dari DUDI.

“Indeks produktivitas di Indonesia berada pada angka yang rendah, yaitu 0,8 persen. Selama ini, kita terlena dan fokus pada hard skills untuk vokasi, seharusnya kita fokus pada menumbuhkan passion, dan karakter kreatif anak-anak,” ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, (Dirjen Diksi) Wikan Sakarinto. Oleh karena itu, kata dia, Gebyar Vokasi digelar bertujuan untuk memperkuat kerja sama antara satuan pendidikan vokasi dengan DUDI, sehingga tercipta link and match 8+i yang akan berdampak pada produktivitas SDM di Indonesia.

Link and Match 8+i mencakup beberapa hal, yakni pertama, kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek softskills, hardskills dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja. Kedua, pembelajaran diupayakan berbasis proyek riil dari dunia kerja untuk memastikan hardskills, softskills dan karakter yang kuat.

Ketiga, peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari industri maupun pakar dari dunia kerja. Keempat, praktik kerja lapangan/industri minimal satu semester. Kelima, bagi lulusan dan bagi guru/instruktur sertifikasi kompetensi harus sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja. Keenam, bagi guru/instruktur perlu ditekankan untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan secara rutin.

Ketujuh, diadakan riset terapan yang mendukung teaching factory berdasarkan kasus atau kebutuhan. Kedelapan, komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja. Sedangkan huruf “i” adalah berbagai kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan dengan dunia kerja, di antaranya beasiswa dan/atau ikatan dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium dan lainnya.

Lebih lanjut, Dirjen Wikan menjelaskan bahwa Gebyar Vokasi dapat menjadi sebuah potensi untuk menciptakan integritas pendidikan vokasi dan DUDI. Untuk mencapai link and match dan peningkatan produktivitas SDM, ia menekankan perlu adanya perubahan yang dilakukan, terutama pada para guru-guru serta kepala sekolah.

“Kami harus membuka cara berpikir guru-guru, kami pun harus mengubah mereka untuk bisa mengajar dengan pola-pola baru dan bukan dengan pola lama yang sudah tidak cocok. Satu-satunya cara adalah dengan melatih mereka. Kami tahu, kalau tidak diubah maka kami khawatir ketika melakukan link and match dengan industri, malah tidak sesuai,” terangnya.

Perlu diketahui, tahun ini, Ditjen Diksi didukung tujuh unit pelaksana teknis (UPT)/Balai Besar Vokasi menyelenggarakan pelatihan dan pemagangan industri bagi ribuan guru dan kepala SMK. Pertama adalah upskilling dan reskilling kepada 2.000 guru SMK yang bekerja sama dengan Dyandra, L’Oreal, Huawei, United Tractor, dan lain-lain. Kedua, bekerja sama dengan Balai Besar, membuka magang di industri bagi 2.270 guru SMK. Kerja sama ini melibatkan 265 industri, di antaranya adalah Oracle, Cisco, PT PAI, PT Kampuh, Toyota, Nusa Edu, Astra Internasional, PT Pindad, PT INKA, Samsung, Marta Tilaar, dan lain-lain.

Ketiga, peningkatan kompetensi bagi 26.000 guru SMK yang melibatkan Balai Besar dan ratusan industri. Keempat, pelatihan ‘Kepala Chief Executive Officer (CEO) dan Enterpreneurship’ kepada 885 kepala SMK dan pelatihan kepemimpinan dan cara berpikir bersama Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) bagi 901 kepala SMK. “Itu semua merupakan wujud nyata komitmen Kemendikbudristek dalam meningkatkan produktivitas SDM untuk mencitpakan SDM Unggul,” imbuh Wikan.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika, menyampaikan bahwa usia produktif tercatat sebesar 70% dan nonproduktifnya adalah 30%. “Ini harus menjadi perhatian kita bersama. Untuk itu, Jawa Barat melakukan upaya-upaya untuk ikut bersinergi dalam peningkatan produktivitas ini,” katanya antusias.

“Kami fokus kepada bagaimana memberdayakan SDM yang berasal dari kalangan muda, milenial harus lebih kompetitif. Dengan hal itu, kami memiliki beberapa program, di antaranya Jabar Digital Service, Portal Pikobar, Patriot Desa, Jabar Future Leaders, dan sebagainya,” ucap Dewi menguraikan.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda memberikan dukungan dan apresiasi kepada Kemendikbudristek, karena terus membangun kerja sama dan bersinergi dengan berbagai pihak dalam peningkatan produktivitas guna menciptakan SDM Unggul.

“Saya apresiasi dan selamat, tentunya kita terus mengobarkan semangat mendukung program yang sudah disusun dengan baik ini dan harus dijalankan. Kami akan terus mendorong inisiatif dan prakarsa sinergi baik ini secara terus menerus, apapun yang terjadi,” pungkasnya.

Gebyar Vokasi diakhiri dengan penandatanganan Nota Kesepahaman yang melibatkan Ditjen Diksi, Kepala Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI), industri, lembaga kursus pelatihan, mitra sekolah, politeknik, Dinas Tenaga Kerja dari 12 Provinsi, Dinas Pendidikan dari 12 Provinsi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dari 12 Provinsi, serta Kadin dari 12 Provinsi.

Sebagai penutup, Dirjen Wikan berharap agar hal ini bisa berdampak dengan hasil yang hebat, dan dapat menciptakan calon pemimpin Indonesia di masa depan, terutama anak-anak yang lahir dari pendidikan vokasi. (ist)