Kemah Budaya Kader Pelestari Budaya Denpasar, Siswa Dilarang Bawa HP

(Baliekbis.com), Libur sekolah berbagai kegiatan dikemas Pemkot Denpasar. Siswa dari tingkat SD hingga SMA/SMK terlibat dalam kegiatan Outbound, pelatihan memasak, menabuh, photography, hingga kegiatan kemah budaya. Pada Rabu (28/6/2017) kegiatan kemah budaya yang dikemas Kader Pelestari Budaya Kota Denpasar bersama Dinas Kebudayaan yang tahun ini memasuki tahun ke-10 dipusatkan di Banjar Sekar Kangin Sidakarya. Kemah dilaksanakan selama empat hari dari tanggal 27-30 Juni mendatang dibuka Plt. Kadis Kebudayaan Kota Denpasar Wayan Sujati yang menekankan 40 peserta dari siswa SMA Negeri dan Swasta di Kota Denpasar dilarang membawa Handphone (HP).

Dari pertemuan 40 siswa di balai banjar setempat semua menuturkan pertama-tama canggung dalam mengikuti kegiatan ini, namun setelah beberapa hari berada di perkemahan jadi bersemangat. Jauh dari keluarga dan HP juga menjadi tantangan siswa dalam kegaitan Kemah Budaya ini. “Selama empat hari kegiatan tidak boleh membawa Handphone menjadi tangtangan sekali mengikuti kemah budaya ini,’’ ujar Ayu Dita Kanaya siswa Kelas 11 SMA N 1 Denpasar. Ia mengaku sangat senang mengikuti kegiatan kemah budaya mengisi hari libur sekolah. Biasa dirumah dan kegiatan sehari-hari HP tak boleh lepas dari genggaman, namun dalam kegiatan ini dilarang keras membawa HP. Pertamanya kaget mendengar tidak boleh bawa HP tapi setelah mengikuti kegiatan jadi lupa dengan HP. “Tas dan barang bawaan di cek dulu sama panitia, jika ditemukan HP akan ditahan sementara sama pihak panitia,’’ ujarnya sembari mengatakan mengikuti kegiatan pertama serasa canggung bertemu dengan teman-teman baru lain sekolah.

Sandi Haris Saskara Siswa Kelas 12 SMAN 6 Denpasar mengaku rasa cangung bertemu dengan teman baru di Kemah Budaya ini. Namun ini menjadi tantangan dan dapat berinteraksi dan bertukar pengalaman bersama teman-teman sebaya, mesti tidak membawa HP. Ia mengharapkan kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dalam mengisi hari libur sekolah di Kota Denpasar. “Baru pertama mengikuti kegiatan ini bersama empat teman disekolah mendapatkan pengalaman baru dan seru,’’ ujarnya.

Sementara Ketua panitia Wahyu Diatmika mengatakan selama empat hari kegiatan siswa dilarang membawa HP. Hal ini dilakukan untuk kebersamaan para siswa dalam pelaksanaan kemah budaya. Dalam kegiatan ini memberikan kesempatan para siswa berinteraksi dalam kelompok yang diisi dengan ceramah umum tentang tema “Sarin Sesarin Dharma Manusa’’, lomba keterampilan budaya, lomba debat budaya, lomba karya tulis ilmiah, lomba drama tardisional, serta study lapangan mengetahui reset sederhana terkait tema. ‘’Peserta 40 orang dri 10 sekolah SMA Negeri dan Swasta di Kota Denpasar, yang nantinya para peserta sekaligus menjadi calon organisasi pelestari budaya Kota Denpasar,’’ ujarnya. (Pur)