Kelas Menulis Resensi, Pertemukan Pengalaman Visual dan Bahasa

(Baliekbis.com), Sepanjang bulan Juli hingga Agustus 2018, Bentara Budaya Bali –lembaga kebudayaan nirlaba Kompas Gramedia–  menggelar program Kelas Kreatit Bentara yang berfokus pada Penulisan Resensi Film. Kelas Kreatif yang memadukan antara pembekalan teori serta praktik ini berlangsung sebanyak 4 sesi pertemuan.

Sebagai pemateri pada kelas Menulis Resensi Film ini adalah Ni Ketut Sudiani, penulis yang karya-karyanya telah dimuat di berbagai media lokal dan nasional. Di antaranya Kompas Minggu, Media Indonesia, Suara Merdeka, Jurnal Nasional, Bali Post, Jurnal Sundih, Radar Bali dan lainnya. Ia juga telah menerbitkan novel berbahasa Inggris berjudul The Voices of Butterflies (2014).

Pada pertemuan pertama ini, Sudiani memberikan dasar-dasar penulisan, struktur dan sistematika penulisan resensi, juga langkah-langkah menulis resensi. Selain itu, dipaparkan pula sejumlah contoh resensi buku dan film sebagai referensi bagi peserta. Pada akhir pertemuan, peserta bersama-sama melakukan praktik menonton film yang kemudian dijadikan sebagai bahan penulisan resensi.

Adapun pada sesi pendalaman berikutnya peserta akan difokuskan memahami bentuk-bentuk resensi film, baik yang dihadirkan di halaman media koran atau situs online, maupun dalam ragam talkshow di radio dan televisi.

Peserta diajak memahami langkah-langkah menganalisis film berdasarkan pembacaan atas tema, latar historis film dimaksud, sejarah perfilman Indonesia dan dunia, serta silang referensi dengan film-film lain bertema serupa, kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan resensi atau ulasan sinema.

Selain itu, diulas pula langkah-langkah menganalisis film berdasarkan pembacaan atas tema, latar historis film dimaksud, sejarah perfilman Indonesia dan dunia, serta silang referensi dengan film-film lain bertema serupa, kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan resensi atau ulasan sinema.

Pertemuan Antara Visual dan Bahasa

Dari 4 sesi pertemuan kelas kreatif ini, utamanya mengemuka sewaktu Focus Group Discussion (FGD) mengulas hasil tulisan para peserta, rupa-rupanya bukan hal yang mudah untuk memindahkan “informasi visual” ke dalam bentuk tulisan. Kendala yang muncul tidak melulu soal kemampuan menulis, tapi juga daya kritis seorang penulis sewaktu menonton sebuah film.

Kemampuan bahasa yang baik, tanpa didukung kecakapan pembacaan terhadap materi visual, dalam hal ini film, kemudian mempertautkannya dengan konteks saat ini, akan menjadikan resensi yang dibuat sekadar informatif tanpa kedalaman analisis. Karenanya, selain menonton berbagai genre film, maka penonton yang juga bertindak sebagai pengulas, juga harus menggali sebanyak mungkin referensi, baik seputar sejarah perfilman, konteks sosial, tematik yang serupa, juga berbagai kecenderungan yang mengemuka dalam industri perfilaman dunia.

Selain sebentuk transfer of knowledge, boleh jadi kelas kreatif kali ini juga merupakan upaya menjawab keresahan minimnya publik film yang kritis selaras kian maraknya film-film mainstream yang semata berorientasi pada pasar.

Maka, melalui kelas kreatif ini peserta juga diajak menimbang ulang peran sebagai penonton film; apakah hanya sekadar menjadi penonton pasif, ataukah penonton aktif yang memiliki daya kritis ?

Program ini merupakan kelanjutan dari Kelas Kreatif Bentara: Resensi Seni dan Kritik Film yang telah digelar pada April 2017 bersama sastrawan Oka Rusmini. Pertemuan tersebut merupakan pengantar awal mengenai penulisan resensi seni atau kritik film, di mana bukan semata mengedepankan keterampilan berbahasa, akan tetapi juga bagaimana sudut pandang penulis yang kuasa merangkum kedalaman referensinya sekaligus dapat menguraikan keunggulan ataupun kelemahan dari karya seni yang tengah dikritisinya ini.

Sedari tahun 2012, Bentara Budaya Bali (BBB) telah menggagas dan secara berkala menyelenggarakan program Kelas Kreatif Bentara. Acara yang dirancang berupa lokakarya ini bertujuan memberikan transfer of knowledge  atau alih pengetahuan bagi generasi muda, serta diniatkan sebagai pembekalan yang bersifat berkelanjutan. (ist)