Kecamatan Busungbiu Gelar Ngaben Massal

(Baliekbis.com), Pelaksanaan Ngaben (Pitra Yadnya) yang dilaksanakan secara bergotong royong atau massal oleh masyarakat Desa Kekeran dan Desa Pelapuan, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, mendapat apresiasi dari Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta. Hal itu disampaikan saat menghadiri langsung pelaksanaan Upacara Ngaben Massal di 2 desa tersebut, Jumat (16/6). Menurut Sudikerta, ngaben massal yang dilaksanakan secara bergotong royong akan dapat meringankan umat, mengingat biaya pengabenan saat ini cukup tinggi.
“Upacara agama yang dilaksanakan secara massal sangat positif manfaatnya, mengingat diselenggarakan secara gotong royong oleh krama dan biaya yang dikeluarkan pastinya akan lebih murah namun tidak mengurangi nilai dan maknanya, apalagi jika upacara seperti ini bisa dilakukan secara gratisa tanpa memungut biaya apapun dari masyarakat,” ujar Sudikerta yang sangat kagum akan usaha dari masyarakat Desa Kekeran yang mampu melaksanakan upacara itu secara gratis.

Lebih lanjut, ujar dia, dengan menyelenggarakan yadnya secara bersama-sama maka hal itu jauh lebih baik daripada satu upacara dilaksanakan sendiri dan secara besar-besaran namun di akhir upacara meninggalkan hutang. “Yadnya yang dilakukan untuk menghaturkan upacara kepada leluhur, menghantarkan para leluhur menuju suarga loka jangan sampai meninggalkan hutang, gadai harta benda. Kalau upacara yang meninggalkan hutang itu merupakan upacara yang nista karena tidak membuat bahagia yang melaksanakan upacara tersebut karena sesungguhnya Ida Betara tidak pernah menuntut umat untuk melaksanakan yadnya secara mewah,” ujar Sudikerta.

Ditambahkan Sudikerta, pelaksanaan upacara Pitra Yadnya dan rangkaiannya bagi arwah leluhur merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali sebagai bentuk bhakti, penghormatan dan membayar hutang sebagai anak yang telah dibesarkan oleh para leluhur sesuai ajaran Tri Rna. Untuk ke depan, Wagub Sudikerta mengingatkan agar masyarakat Bali secara luas untuk terus beryadnya secara tulus iklas, tanpa harus mengutamakan gengsi yang berlebihan, sehingga tidak akan memunculkan persaingan individual dalam tingkat bebantenan, termasuk dalam melaksanakan upacara pengabenan. (bp)