“Keben” Tempel Tisu Bunga Produk WMD Laris di Pasar Asia

monev-decocraft-bali-9

(Baliekbis.com), Produk dengan bahan alami seperti bahan dasar anyaman bambu menjadi produk bokor, keben, topi, tas, dan dompek yang dihiyasi lukisan bunga warna-warni berbahan dasar kertas tisu laris di Pasar Asia seperti Malaysia, Singapura dan Korea. Produk karya Decocraft Bali dengan pemilik usaha dr. K A Kristiana Dewi Komalasari salah satu peserta kompetisi Wirausaha Muda Denpasar (WMD) Tahun 2016 ini ditinjau langsung Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Denpasar Ny. I.A Selly Dharmawijaya Mantra pada Sabtu (18/11) dikawasan Ubung Denpasar.

Dalam kesempatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Dekranasda Kota Denpasar yang dilakukan secara rutin Ketua Dekranasda Denpasar Ny. I.A Selly Dharmawijaya Mantra ajak membahas tantangan yang dihadapi kerajinan anyaman dengan hiyasan tisu lukis ini. “Tidak saja melakukan monev dengan para perajin di Kota Denpasar, kali ini kita juga melakukan pembahasan bersama tantangan setiap produk yang dihasilkan salah satu Wirausaha Muda Kota Denpasar,” ujar Ny. I.A Selly Dharmawijaya Mantra. Produk Decocraft  Bali ini dengan tantangan pemilik usaha dr. K A Kristiana Dewi Komalasari dalam bahan baku produk dapat kita lakukan pembahasan bersama.

Tampilan produk yang begitu detail dan rapi menjadi salah satu kunci minat masyarakat untuk membeli. Seperti produk Keben, Bokor, Tas yang dihasilkan dengan bahan dasar bambu pilihan menjadi sebuah tantangan yang perlu terus dilakukan inovasi perajin untuk perkembangan produk. Apalagi produk ini yang khas dengan pernak-pernik Bali sangat dicari dan laris di Pasar Asia. “Tentu kami dari Dekranasda Denpasar terus berupaya melakukan pemasaran produk-produk perajin dengan keterlibatan meraka disetiap event-event budaya yang diselengarakan di Kota Denpasar,” ujar Ny. Selly. Dalam waktu dekat dalam event Denpasar Festival Ke-9, Ny. Selly juga mengajak Decocraft Bali untuk menampilkan produknya serta mengharapkan untuk terus melirik minat dan trend masyarakat saat ini.

Sementara dr. K A Kristiana Dewi Komalasari mengatakan tantangan yang dihadapi pada bahan baku bambu yang sulit dicari. Bahan baku seperti Keben, Bokor, dan tas didapat dikawasan Buleleng dengan tisu lukis didatangkan dari Thailand. “Hanya bahan baku bambu yang menjadi tantangan kita saat ini dalam perkembangan produk kedepan,” ujarnya. Satu produk Keben berkisaran dari harga Rp. 50 ribu hingga Rp. 200 ribu, Bokor dari harga Rp. 170 ribu hingga Rp. 200 ribu, tas dan dompet dari harga Rp. 50 ribu hingga Rp. 400 ribu. Keben, Bokor, tas dan dompet sangat diminati dikawasan Asia seperti Malaysia, Singapura dan Korea, sementara di Indonesia sendiri diminati dari kawasan Jakarta, Surabaya dan Sulawesi. “Kami pemasaran produk lewat online dan ada juga yang datang langsung di galeri worksahop,” ujarnya sembari mengatakan rata-rata pendapatan perharinya mencapai Rp. 3 juta- Rp. 10 juta. (pur/humasdps)