KBRI Tokyo dan KJRI Osaka Ajak Warga Jepang Wisata Virtual ke Yogyakarta

(Baliekbis.com), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo menggandeng Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Osaka berkolaborasi dalam kegiatan Rumah Budaya Indonesia (RBI) mengadakan wisata virtual dengan tema “Visit Yogyakarta” dengan pembicara Katsumata Naohiro atau yang sering dipanggil Mas Nao.

Katsumata, warga asli Jepang yang pernah 19 tahun tinggal di Indonesia dan belajar di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, mengajak peserta untuk melihat tempat-tempat wisata di Yogyakarta secara virtual. Mas Nao, demikian sapaannya, menjelaskan sejarah dan latar belakang D.I. Yogyakarta sehingga menjadi daerah istimewa. Dalam presentasinya, Mas Nao, juga memperkenalkan huruf Jawa Hanacaraka.

Istri Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang sekaligus Ketua Dharma Wanita Persatuan, Nuning Heri Akhmadi, mengaku gembira dengan acara ini. “RBI kali ini dihadiri 103 peserta dan digelar bersama KJRI Osaka. Saya senang sekali karena hari kita akan dibawa terbang bersama pilot andal kita, Mas Nao yang terkenal sebagai YouTuber yang fasih berbahasa Jawa. Lebih senang lagi karena Mas Nao dan saya sama-sama berasal dari almamater yang sama yaitu UGM,” tutur Nuning.

Konsul Jenderal Osaka, Diana Sutikno, menyampaikan antusiasnya mengikuti acara wisata virtual. “Kerja sama ini dapat meluaskan cakupan promosi budaya yang dilakukan RBI yang pada gilirannya akan semakin memperkuat hubungan Indonesia dan Jepang melalui soft diplomacy,” ucapnya.

“Saya harap, akan ada banyak kegiatan yang bisa kita lakukan bersama di masa yang akan datang, terutama dalam kondisi yang membuat kita tidak bisa melakukan perjalanan ke luar negeri. Cara seperti ini dapat lebih dikembangkan lagi untuk memperkenalkan potensi wisata dan budaya Indonesia kepada warga Jepang,” ungkap Konjen Diana.

RBI kali ini menampilkan penari Jawa terkenal dari Provinsi D.I. Yogyakarta, Wiyantari Sakuma. Bersama suaminya, Shin Sakuma, mereka tinggal di Osaka dan aktif mempromosikan kebudayaan Jawa yaitu tari dan gamelan. Wiyantari pun sering ke luar negeri menyebarkan budaya Indonesia, sehingga mendapatkan Achievement Award dari Kementerian Luar Negeri RI.

Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Yusli Wardiatno, mengemukakan alasan pemilihan “Visit Yogyakarta” sebagai tema kegiatan RBI kali ini, karena D.I. Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata yang sangat disukai warga Jepang setelah Bali. Selain dekat dengan Borobudur, yang merupakan salah satu kekayaan budaya dunia, ragam kuliner dan keramahtamahan warga menjadikan warga Jepang jatuh cinta pada Yogyakarta. “Kami juga berkomitmen akan terus memperbaiki kualitas dan tampilan acara virtual serta berinovasi dalam tema-tema aktivitas daring RBI di masa mendatang,” tuturnya.

“Dalam 4 tahun RBI berkegiatan, terlihat antusiasme warga Jepang terhadap kebudayaan Indonesia meningkat. Ini patut kita lanjutkan terus dengan memikirkan tema-tema inovatif lainnya. Target kami, acara-acara RBI dapat digandrungi kalangan milenial negeri para pesumo ini,” tambah Atdikbud Yusli.

Senada dengan itu, Pengelola RBI, Imelda Coutrier, mengungkapkan salah satu upaya agar kalangan pemuda makin mengenal Indonesia adalah dengan mengoptimalkan media sosial. “Kami membuat akun instagram RBI sebagai media informasi kegiatan RBI Tokyo. Selain itu, kami mengunggah rekaman kegiatan di YouTube RBI supaya bisa ditonton warga Jepang yang berminat tetapi tidak bisa hadir pada hari pelaksanaan,” tutur Imelda.

Di penghujung acara, diperlihatkan demo masak oleh Ai, Warga Indonesia yang menetap di Jepang, yaitu membuat klepon. Klepon yang dikenal di seluruh Indonesia ini sebetulnya mempunyai nama Onde-onde di luar Pulau Jawa. Ai mengajarkan pembuatan klepon juga dari bahan ubi sebagai variasi. “Semoga peserta Jepang dapat mencoba membuat klepon dari resep yang dibagikan oleh RBI,” harap Ai.

Sebagai penutup acara, Pengelola RBI Imelda Coutrier dan Tini Kodrat memutar cuplikan video kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan RBI selama empat tahun, yang juga disaksikan mantan Atdikbud KBRI Tokyo yang mengawali kegitaan RBI empat tahun silam, Alinda FM Zain.

“Semoga memasuki tahun kelima, Rumah Budaya Indonesia Tokyo dapat terus menjadi wadah informasi dan silaturahmi kebudayaan dan kesenian Indonesia di Jepang,” pungkas Nuning. (ist)