Karya Agung Baligia di Jungutan, Memuliakan Roh Leluhur dan Membangkitkan Kembali Hal-hal Unik

(Baliekbis.com), Karya Atma Wedana Baligia selain bertujuan agar roh para leluhur dapat bersatu dengan Sang Pencipta juga memiliki makna penting untuk meningkatkan keyakinan terhadap agama selain
hal-hal unik sebagai pendukung di balik prosesi upacara tersebut.

“Banyak hal-hal unik yang bisa disimak dari upacara Baligia ini seperti sarana untuk mendukung jalannya prosesi upacara dibutuhkan bahan-bahan upacara yang saat ini terbilang khusus dan langka,” ujar salah seorang panitia Karya Baligia Ida Bagus Agung Gunartawa di sela-sela upacara, Minggu (12/8) sore. Hari itu merupakan tahapan upacara “Ngardi Saji Liwet” dan “ngeseng” pada malam harinya yang melibatkan sekitar sepuluh ribu warga. Esoknya tanggal 13 Agustus dilajutkan dengan upacara “ngasti”. Upacara Baligia sendiri telah dimulai sejak 12 Januari dengan prosesi “ngaku egem” dan akan berakhir nanti pada pada 16 Agustus 2018 yakni “panglemek karya”.

Agung Gunartawa
Agung Gunartawa

Rangkaian prosesi panjang tersebut menurut Agung Gunartawa semakin memperkuat semangat kebersamaan dan gotong royong mengingat upacara yang baru kembali digelar setelah 88 tahun silam itu bukan saja mengupacarai 606 Puspa juga memerlukan dukungan sarana yang tidak sedikit. Namun di balik semua itu ada hal-hal unik yang kembali bisa dilaksanakan seperti dalam mendapatkan minyak untuk kepentingan upacara mesti dihasilkan dari lembu yang sudah tentu melalui seleksi dan waktu yang panjang. “Karena lembu yang akan menghasilkan minyak ini harus menjalani prosesi khusus selama sebulan tujuh hari,” tambah pengusaha muda ini. Pun untuk mendapatkan gula sebagai pendukung sesajen (sarana jajan dan sebagainya) harus dibuat langsung dari tanaman tebu yang ada di wilayah itu dan sudah tentu dengan tahapan upacaranya. “Inilah sebagian hal-hal unik yang bisa kita dapat sekaligus dipetik hikmahnya bagi generasi mendatang untuk menjaga adat, budaya dan agama,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui Karya Baligia ini merupakan pengorbanan suci secara tulus ikhlas untuk menyucikan serta memuliakan roh leluhur agar dapat bersatu kembali kepada Sang Pencipta yaitu Ida Sanghyang Widi Wasa kembali digelar. Upacara ini didukung sebelas geria baik yang ada di Karangasem juga Sanur dan seluruh rangkaian upacara ini dipimpin 11 ida pedanda lanang serta ida pedanda istri. Ribuan peserta karya mengikuti proses tersebut. Selain itu juga hadir sejumlah pejabat di antaranya Staf Ahli Presiden Eko Sulistyo, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri serta sejumlah pejabat lainnya.

Panitia Karya Baligia IB Oka Gunastawa di sela-sela upacara yang mengambil tempat di Griya Ulon, Jungutan mengatakan Karya Agung Baligia ini kembali dilaksanakan sejak digelar tahun 1930 silam, dipersembahkan untuk 606 Puspa yang terdiri dari 86 Puspa Ida Pedanda, Puspa Walaka beserta Sangge serta 520 Nama Pengiring. Adapun geria yang terlibat dalam upacara ini yakni Geria Timbul Sibetan, Geria Ulon Jungutan, Geria Tengah Jungutan, Geria Pekarangan Jungutan, Geria Bukit Catu Manggis, Geria Kecicang, Geria Timbul Bungaya, Geria Kaleran Buruan Sanur dan Geria Kemenuh Subagan.

Oka Gunastawa menambahkan karya yang mengangkat tema “Santi – Santa – Satu” ini terlaksana dengan lancar atas spirit gotong-royong memanggul secara bersama-sama seluruh tanggung jawab untuk mewujudkan energi kebersamaan di alam skala untuk sorgawi. “Maha karya atas dasar keihklasan serta pengorbanan suci dari seluruh elemen karya, semoga mampu mengantarkan manunggalnya kembali Atman kepada Brahman. Mewariskan keberlangsungan tradisi agung, sakral, detail dan unik ke masa depan,” ujarnya. (bas)