Kapolda: Polairud Harus Mampu Berantas Segala Kejahatan di Laut

(Baliekbis.com), Sebagai pengamanan wilayah laut, personil Polairud harus mampu memberantas segala kejahatan yang ada melalui laut. Sebab bukan tidak mungkin kejahatan trans-nasional terjadi di wilayah laut Bali. Kapolda Bali Irjen Pol. Petrus Reinhard Golose mengatakan hal itu saat Peringatan HUT ke-67 Polisi Perairan dan Udara (Polairud) ,Senin (4/12) di Pantai Sanur. Peringatan HUT dimeriahkan dengan simulasi penyergapan terhadap sebuah kapal yang membawa narkoba untuk dijual di Bali. Dalam simulasi diceritakan, ketika kapal sedang berpatroli di wilayah perairan Bali, petugas menerima laporan ada sebuah kapal dengan awak sekitar 10 orang sedang membawa narkoba untuk diedarkan di Bali. Mendengar laporan itu, Dir. Polair atas izin Kapolda Bali memerintahkan seluruh personil untuk melakukan penyergapan. Namun setelah kapal berhasil dihentikan, petugas patroli melihat para awak kapal memiliki senjata api. Bahkan, awak kapal sempat melakukan perlawanan dengan menembaki petugas. Dir. Polairud kemudian memerintahkan tim anti teror Polairud untuk melakukan penyergapan.

Tim dengan senjata lengkap dengan armada canggih ini bergerak cepat menuju sasaran. Pada saat penyergapan, salah satu orang yang ada di atas kapal melompat ke laut dengan membawa benda yang diduga adalah sediaan bahan narkoba. Dir. Polairud pun kembali memerintahkan kepada para pasukan penyelam untuk memburunya. Tanpa kesulitan, empat penyelam yang dua di antaranya adalah penyelam wanita ini berhasil menemukan bungkusan bahan narkoba dan mengevakuasinya ke darat. “Ini harus dilatih secara terus menerus karena Bali ini banyak wilayah lautnya,” ujar Kapolda. Perayaan HUT Polairud ini juga unik. Dalam upacara tersebut, ratusan personil dari Polairud Polda Bali, TNI AL, Tim SAR Denpasar, Basarnas, dan Bea Cukai berbaris di dalam laut atau sekitar 5 meter dari bibir pantai. Kapolda Bali Irjen Pol. Petrus Reinhard Golose, yang bertikdak sebagai inspektur upacara mengatakan, rencana awal upacara dilakukan di tempat kering. Namun Kapolda menolak dengan alasan yang namanya Polairud harus berbasah-basah. “Itulah sebabnya, saya katakan kita harus apel dalam air, sekalian basah-basah. Kemudian Dirpolair maunya Kapolda berjalan di tempat kering. Saya katakan tidak. Kapolda juga harus basah. Makanya usai upacara saya perintahkan seluruh personil Dit Polairud untuk menceburkan Dir. Polairud ke dalam laut,” papar Kapolda. (afb)