Kampus Sudah Melakukan Pembelajaran Tatap Muka Secara Terbatas

(Baliekbis.com), Dengan adanya pandemi Covid-19, dunia benar-benar berubah dari berbagai aspek kehidupan manusia. Kini masyarakat dunia wajib menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru dalam menghadapi pandemi Covid-19. Untuk itulah dalam rangka melakukan diseminasi informasi dan publikasi berkaitan kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, digelar Rapat Koordinasi Implementasi Kebijakan Kampus Merdeka dan Persiapan Pembelajaran Tatap Muka. Rapat Koordinasi ini diselenggarakan secara daring pada Senin (21/6/2021).

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof.Ir.Nizam,M Sc.,DIC,Ph.D.,IPU,Asean Eng dalam kesempatan tersebut mengungkapkan “Hampir semua kampus sudah melakukan pembelajaran tatap muka secara terbatas. Seperti tugas laboratorium, tugas lapangan yang memerlukan praktek sudah berjalan sejak tahun kemarin. Tapi sifatnya terbatas tidak seluruh mahasiswa sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing,” jelas Prof. Nizam.

Dijelaskan “Kebijakan-kebijakan yang kita ambil itu sifatnya adaktif. Kita tidak bisa mengambil kebijakan yang berlaku seterusnya dan kebijakan yang berlaku keseluruhan. Kebijakan itu harus bersifat flexible dan adaktif, yang membuat kita beradaptasi dengan situasi yang berubah setiap saat. Persiapan pembelajaran tatap muka melihat dari praktek di dalam beberapa perguruan tinggi untuk melakukan pembelajaran tatap muka sudah dijalani beberapa kampus. Tentu pembelajaran yang tidak tergantikan oleh pembelajaran daring dapat diselenggarakan perguruan tinggi dengan menggunakan protokol yang tepat. Selama protokol itu diikuti maka penularan itu bisa sangat ditekan. Dengan memakai masker tingkat penularannya sedikit dibanding kita tanpa masker, baru kita terlindungi dari tertular penyakit Covid-19. Tetapi Ketika kita tidak disiplin resikonya berlipat-lipat kali jutaan kali. Kesadaran untuk selalu menjaga protokol itulah selalu kita pastikan dalam pembelajaran tatap muka yang diselenggarakan di perguruan tinggi,” jelas Prof.Nizam.

Apakah sekolah pariwisata mendapat prioritas dalam praktek? Menurut Prof. Nizam praktek untuk memastikan kompetensi lulusan itu terpenuhi. Jangan sampai nanti kompetensi yang dijanjikan diharapkan yang dimiliki oleh lulusan itu tidak tercapai. Misalnya kompetensi yang memerlukan keterampilan, keterampilan tidak tergantikan dengan pembelajaran daring. Keterampilan-keterampilan itu yang harus kita pastikan tetap terasah, tetap tersiapkan dan dimiliki oleh lulusan kita. Tidak hanya teori total tetapi program studi yang memerlukan kompetensi-kompetensi kecakapan yang memerlukan pembelajaran tatap muka. (pur)