Kajian Wacana Kritis pada Berita Bohong Antarkan Dosen Universitas Nahdlatul Wathan Mataram Raih Gelar Doktor

(Baliekbis.com), Program Studi Doktor (S3) Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana kembali menyelenggarakan Promosi Doktor dengan promovendus Kholid, S. Pd., M. Pd., Jumat, (3/11) secara semi daring di ruang Ir. Soekarno kampus setempat serta melalui aplikasi Cisco Webex.

Ujian terbuka dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum. Kholid, M. Pd. berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Teks Berita Bohong di Media Sosial: Kajian Wacana Kritis”. Setelah melalui ujian terbuka, Kholid dinyatakan lulus dengan predikat Sangat Memuaskan. Ia merupakan Doktor ke-153 di lingkungan FIB Unud dan Doktor ke-199 di lingkungan Prodi S3 Linguistik.

Fenomena Berita Bohong

Fenomena penyebaran berita bohong memang ada sejak dahulu kala, bukan terjadi saat ini saja, hanya yang menjadi perbedaan saat ini adalah cara penyajiannya yang lebih canggih dari segi teknologi digital. Sebuah wacana dibangun yang sangat berkembang di tengah-tengah masyarakat saat ini, memang  tidak terlepas dari konteks kehidupan yang ada pada masyarakat itu sendiri. Begitupula dengan pembahasan yang mengangkat sebuah wacana berita bohong atau hoax karena wacana berita bohong atau hoax bisa saja diproduksi dengan beragam konten, menyangkut aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, agama, sosial dan politik.

Hal di atas menjadi pemicu dari rentan terjadinya berita bohong baik bagi pengelola berita maupun pengguna media sosial. Secara tidak sadar dan tidak langsung dapat dikatakan bahwa pemerintah dalam membangun sebuah komunikasi publik atau membangun sebuah wacana dibantu oleh para menteri dan pejabat pengawas pemerintah yakni anggota parlemen.

Dampak atau pengaruh dari sebuah wacana yang dibangun bisa saja berpengaruh terhadap aspek ideologi seseorang, karena suatu wacana tidak bisa terlepas dengan unsur ideologi yang tujuannya mendoktrin atau menggiring seseorang pada aspek tertentu.

Terdapat beberapa kriteria berita bohong yang tersebar di media sosial. Kriteria berita bohong diantaranya adalah berita bohong atau Hoax Informasi yang memiliki motivasi ingin menipu secara relatif, berita bohong atau Hoax Informasi yang bersifat berantai, berita bohong atau Hoax Informasi yang memiliki modalitas rendah, berita bohong atau Hoax Informasi yang tidak komprehensif, dan berita bohong atau Hoax Informasi yang bersifat non plagiat tinggi.

Semua kriteria teks berita bohong yang ditemukan dalam penelitian ini dapat dilihat dari bukti empiris dalam bentuk respon terkait kriteria teks berita bohong. Kriteria  motivasi menipu secara relatif  dengan hasil responden dengan persentase 65%. Sebuah infomasi atau pesan berantai,  hal ini diperkuat dengan hasil responden dengan persentase 64,7%. Sebuah informasi yang memiliki modalitas rendah, diperkuat dengan hasil responden yang mencapai 59%.  Informasi yang tidak komprehensif,  hal ini dibuktikan dengan hasil pendapat responden dengan persentase 70,1%. Informasi yang non-plagiator tinggi, demikian hal ini di buktikan dengan hasil responden dengan persentase 48%. 

Fitur-fitur bahasa yang tertuang dalam teks berita bohong sangat konkret sehingga dapat diklasifikasi menjadi beberapa wujud dari fitur-fitur teks yang menarik perhatian para netizen. Adapun fitur bahasa berupa bahasa unsur verbal yang dimaksud ada yang berupa fitur berupa unsur verbal. Adapun bagian-bagian unsur verbal bagian Sintaksis yakni penggunaan kalimat aktif dan kalimat pasif. Bagian Retoris berupa penggunaan huruf kapital, huruf miring, warna dalam huruf, dan berupa gambar.

Berdasarkan temuan data dari bentuk teks berita bohong, dapat dideskripsikam beberapa dampak dari teks berita bohong terhadap kondisi sosial. Adapun dampak yang dimaksud meliputi beberapa aspek, diantaranya adalah aspek kultur yang bisa menggiring dari hal yang positif ke hal yang negatif. Aspek literasi, berupa minim literasi dan kompetensi literasi. Aspek sisi  minim ops app media dan kurang bijak bermedia.

Aspek ekonomi, meliputi persaingan ekonomi secara tidak sehat dan sebagai modal ekonomis. Aspek kesehatan meliputi, pola hidup tidak sehat dan terhambat stabilitas kesehatan nasional. Aspek politik meliputi, demokrasi tidak jujur dan demokrasi tidak berkeadilan. Aspek gaya hidup meliputi, gaya hidup individual, apatisme tinggi dan gaya milineal.

Makna Disertasi

 Prof. Dr. I Ketut Darma Laksana, M.Hum., menyampaikan ucapan selamat kepada Dr. Kholid atas prestasinya telah sampai pada puncak tertinggi di bidang akademik.

Penelitian terhadap berita bohong menjadi salah satu penelitian yang penting dan memiliki dampak besar bagi ilmu kebahasaan. Berita bohong begitu banyak beredar belakangan ini, terlebih dengan semakin berkembangnya teknologi IT saat ini.

“Penelitian yang dilakukan saudara Kholid menjadi penting saat ini sebab berita bohong adalah permasalahan yang penting untuk dicarikan solusinya. Melalui penelitian ini, telah ditemukan hal-hal substansi dalam bidang kebahasaan yang tentunya bermanfaat guna menanggulangi penyebaran berita bohong.” ungkap Prof. Darma Laksana. (gp)