Kaji Teks Saraswati, Komang Trisna Dewi Raih Gelar Doktor Linguistik di FIB Unud

(Baliekbis.com), Program Studi Linguistik Program Doktor, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Udayana kembali menyelenggarakan Promosi Doktor dengan promovenda Komang Trisna Dewi, Kamis, 19 Mei 2022 secara hybrid di ruang Dr. Ir. Soekarno, Gedung Poerbatjaraka, FIB Unud.

Promovenda adalah dosen Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar. Ujian terbuka dipimpin oleh Dekan FIB Unud, Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum, didampingi oleh Promotor, Prof. Dr. Ketut Artawa, M.A., serta Kopromotor Dr. Putu Sutama, M.S. dan Dr. Ni Ketut Ratna Erawati, M.Hum.

Dalam ujian terbuka, Komang Trisna Dewi berhasil mempertahankan disertasi dengan judul “Teks Saraswati: Kajian Teks dan Konteks”. Setelah melalui tahapan ujian terbuka, Komang Trisna Dewi dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan dan merupakan Doktor ke-165 di FIB Unud dan Doktor ke-205 di Program Studi Linguistik Program Doktor.

Tim penguji terdiri atas Prof. Dr. Ketut Artawa., Dr. Putu Sutama, M.S., Dr. Ni Ketut Ratna Erawati, M.Hum., Prof. Dr. I Ketut Dharma Laksana, M.Hum., Prof. Dr. Wayan Cika, M.S., Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S., Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum.

Rekaman ujian promosi doktor dapat disaksikan di kanal Youtube Media FIB: https://www.youtube.com/watch?v=RPgKa9puqGA  


Teks dan Konteks Saraswati

Dalam disertasinya, Trisna Dewi mengungkapkan bahwa proses relasional menjadi proses yang paling banyak ditemukan dalam teks Saraswati, baik teks tulis yang berjudul Tutur Aji Saraswati serta Hari Raya Saraswati, dan juga teks lisan hasil wawancara dengan seorang Nabe bernama Acaryananda.

Hal ini menunjukkan betapa dekatnya Dewi Saraswati terhadap umatnya. Seperti salah satu contoh yang terlihat dari hubungan antara Dewi Saraswati dengan Rsi Kawasa, hubungan Dewi Saraswati dengan Kumbhakarna,  Dewi  Saraswati dengan Sang Watugunung, dan masih banyak lagi. Hal ini menjadi dasar terlihatnya hubungan atau korelasi yang saling memberikan kontribusi pengetahuan dan keselamatan terhadap partisipan tertentu. 

Teks Saraswati termasuk dalam genre proses sosial jenis teks naratif yang mengandung tujuan persuasif. Hal ini didukung oleh hasil analisis yang menemukan 20 klausa berjenis deklaratif yang terbukti dengan jumlah modalitas jenis proposi yang lebih tinggi dari proposal. Selain itu, didukung juga oleh hasil proses relasional yang lebih tinggi yang digunakan dalam teks ini serta kelompok nomina yang digunakan.

Temuan Penelitian

Dalam disertasinya, Komang Trisna Dewi mengemukakan bahwa kajian penelitian teks Saraswati ini melahirkan relevansi ideologi teks Saraswati terhadap nilai pendidikan karakter serta peribahasa. Relevansi itu dapat digunakan untuk memotivasi masyarakat dalam menuntut ilmu pengetahuan.

Di sisi lain, beberapa temuan empiris yang dijabarkan oleh Trisna Dewi dalam disertasinya, antara lain ditemukannya beberapa simbol yang dapat dikembangkan ke dalam nilai-nilai pendidikan karakter yang baru. Hal itu untuk melengkapi nilai-nilai pendidikan karakter yang sudah ada pada dunia pendidikan Indonesia serta menjadi pedoman dalam pembentukan karakter pada peserta didik. 

Dalam konteks budaya, keyakinan masyarakat terhadap keberadaan Dewi Saraswati terbukti dengan adanya pewintenan Saraswati yang dilakukan oleh umat yang serius mendalami ilmu pengetahuan. Trisna Dewi mengungkapkan hal itu dapat dilihat pada prosesi mejaya-jaya dan upayana yang dilakukan kepada siswa ataupun mahasiswa yang baru saja diterima menjadi siswa atau mahasiswa. Dilihat dari tindakan lokal geniusnya, umat selalu mempersiapkan banten Saraswati setiap perayaan hari raya Saraswati. Banten tersebut diletakkan pada buku-buku yang telah memberikan mereka ilmu pengetahuan.

Makna Disertasi

Prof. Dr. Ketut Artawa selaku promotor menyampaikan bahwa hasil penelitian atau disertasi promovenda sangat menarik karena mampu memetakan skema dan jangkauan bahasa dalam teks Saraswati serta mengungkap makna sebenarnya yang terdapat dalam teks tersebut. Dengan demikian, akan memiliki relevansi terhadap nilai dan pendidikan karakter terhadap tempat di mana teks ini diyakininya.

Di akhir penyampaiannya, Prof. Dr. Ketut Artawa, selaku promotor yang juga merupakan Korprodi Linguistik Program Doktor, menyampaikan penghargaan dan terima kasih setinggi-tingginya kepada Dr. Putu Sutama, M.S. dan Dr. Ni Ketut Ratna Erawati, M.Hum. selaku kopromotor, para dosen penguji, serta seluruh dosen pengajar yang telah membimbing promovenda selama menempuh pendidikan di Program Studi Linguistik Program Doktor sehingga dapat meraih gelar akademik tertinggi. (as)

(sumber: www.unud.ac.id)