ITAEF 2018, Supadma Rudana: Penghargaan Banyak Tak Ada Artinya, Kalau Masyarakat Hanya Jadi Objek

(Baliekbis.com), Anggota Komisi X DPR RI I Putu Supadma Rudana mengatakan kegiatan pariwisata harus bisa memberi pendapatan bagi masyarakat untuk kesejahteraannya. “Penghargaan dari luar negeri termasuk pariwisata kita banyak dapat, mungkin puluhan atau ratusan. Namun itu tidak akan ada artinya kalau masyarakatnya tidak mendapatkan benefit kesejahteraan atau justru masyarakat hanya menjadi objek dari pariwisata di lingkungannya,” ungkap Supadma Rudana usai menghadiri acara Indonesia Tourist Atraction Expo & Forum (ITAEF) 2018, Kamis (8/11) sore di Kuta.

Kegiatan yang mengangkat tema “Percepatan Pertumbuhan Destinasi Pariwisata” ini akan berlangsung hingga tanggal 10 November 2019 dibuka Deputi Kemenpar RI Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dadang Rizki Ratman dan dihadiri Ketua PUTRI Bali IGAA Inda Trimafo Yudha serta pihak terkait lainnya. Acara ini juga dirangkai dengan Rekernas PUTRI (Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia).

Pada kesempatan tersebut Supadma Rudana memberi apresiasi pada kegiatan yang melibatkan berbagai komponen pariwisata dan yang terkait karena telah menunjukkan sinergi yang makin solid. Bagaimana konsep penta helix ini bisa hadir. Politisi Partai Demokrat asal Peliatan Gianyar ini merinci konsep penta helix yakni pertama yakni pemerintah pusat, yang kedua dari asosiasi seperti PUTRI ini hadir untuk masyarakat, yang ketiga dari unsur bisnis juga hadir. “Dan yang keempat dari akademisi juga hadir untuk memberikan konsep yang baik, sustainable tourism serta yang terakhir peran media turut menggaungkan pariwisata kita,” jelas Supadma Rudana.

Dikatakan dalam kegiatan kali ini memang dari Kementerian Pariwisata yang merupakan mitra Komisi X selalu disampaikan bahwa peran asosiasi, peran industri dan masyarakat sangat penting karena esensi utama ialah selalu memberikan kesejahteraan seluas-luasnya untuk masyarakat. “Kita banyak mendapat penghargaan luar negeri. Namun itu tidak akan ada artinya kalau masyarakatnya tidak mendapatkan  kesejahteraan atau malah hanya menjadi objek dari pariwisata,” jelasnya.

Menurut Supadma Rudana yang kini kembali maju sebagai Caleg Partai Demokrat dari Dapil Bali ini, dengan membangun desa wisata dengan guest house dan home stay pihaknya mendorong masyarakat untuk mendapatkan kesejahteraan dari pariwisata.  Peran PUTRI dinilai sangat penting dalam pengembangan pariwisata ini. PUTRI merupakan pilar utama dari tourism itu, ada sektor alam, flora, fauna, budaya, kuliner, dll. “Harapan saya sebagai anggota DPR, pemerintah dengan konsep pentahelix-nya ini harus bisa dimaksimalkan karena dalam konsep ini, kami di DPR menjadi juri dalam pengembangan konsep ini secara menyeluruh. Kami bisa mengawal anggaran di pariwisata saat rapat kerja dengan kementerian terkait, dan kita akan atur juga kementerian ini supaya jelas aturannya dengan masyarakat,” ujarnya. Bagaimana anggaran ini juga selalu diberikan, ada kontribusi kepada masyarakat seperti peningkatan SDM, membangun usaha dll. Dan selanjutnya yang tak kalah penting adalah pendampingan kementerian untuk mempromosikan destinasi secara nasional dan international. Contohnya adalah Monkey Forest yang justru masyarakat hadir membuat destinasi dengan dan mereka mendapatkan kesejahteraan, kontribusi besar bukan saja di lingkungannya, Ubud juga Kabupaten Gianyar. “Ini adalah inspirasi yang utama dari Bali yang bisa dijadikan contoh atau konsep yang dikembangkan di daerah lain. Konsep
Tri Hita Karana juga terimplementasikan dengan baik di sini,” tegasnya. Supadma Rudana juga berharap kemitraan asosiasi (PUTRI) dengan Kementerian Pariwisata akan terjalin lebih kokoh lagi. DPD PUTRI Bali dalam hal ini juga bermitra dengan Pemprov Bali dalam memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. (bas)