Irma Rahyuda Raih Gelar Doktor di Fakultas Pariwisata Unud

(Baliekbis.com), Sidang Terbuka Promosi Doktor yang digelar Fakultas Pariwisata Universitas Udayana (F-Par UNUD) di Ruang Sidang Lantai 3 Gedung Pascasarjana Kampus Sudirman, Denpasar, Senin (7/2/2022) menandai kelahiran seorang Doktor Pariwisata baru di Bali. Sidang dengan promovenda Irma Rahyuda, A.Par, M.M., M.Par., M.Rech ini merupakan Sidang Terbuka Promosi Doktor ke-78 di F-Par UNUD.

Sidang dipimpin oleh Dr. Sukma Arida, S.Si,, M.Si bersama penguji Dr. Ir. I Gusti Ayu Oka Suryawardani, M. Mgt., Ph.D (Promotor); Prof. Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP (Kopromotor 1); Dr. Ir. A.A.P. Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc (Kopromotor 2); Prof. Dr. Made Budiarsa, MA., Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A., Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M. Si, Dr. Putu Gede Sukaatmadja, SE., MP., dan Dr. I Wayan Mertha, SE., M. SI. Tampak hadir pula Ketua dan Sekretaris Senat F-Par, Dr. I Putu Sudana, SST. Par., M. Par dan Agus Muriawan Putra, ST., Par M. Par.

Di hadapan dewan penguji, promovenda mempertahankan disertasinya yang berjudul “Strategi Pengembangan Destinasi Wellness Tourism di Ball”. Promovenda menyoroti kondisi Bali yang masuk dalam 25 destinasi wellness terbaik di dunia dan dengan rata-rata pertumbuhan dampak ekonomi dari wellness tourism menyentuh 21,5% per tahun, namun belum berkembang secara optimal. Promovenda menganggap ini ironi mengingat Bali memiliki keunggulan terkalt wellness tourism seperti infrastruktur dan aset yang terkait dengan keindahan alam dan topografi, budaya dan sejarah yang khas.

Saat ini potensi-potensi tersebut diejahwantahkan dalam jenis-jenis spa dengan tenaga kerja yang terampil. Apalagi dengan adanya pandemi telah menempatkan kondisi kesehatan publik sebagai prioritas utama pada negara tujuan. Irma (sapaan akrab promovenda) memandang perlu strategi agar wellness tourism di Bali dilihat sebagai peluang dan sebagai salah satu solusi mengatasi dilema potensi pasar dan kepastian pasar kepariwisataan akibat pandemi Covid-19.

Berdasarkan hasil risetnya, Irma mengemukakan perkembangan destinasi wellness tourism Bali ada pada tahap konsolidasi atau dikategorikan sebagai destinasi wellness tourisrm yang berkembang dan bertumbuh. Adapun faktor internal yang mempengaruhi perkembangan wellness tourism di Bali adalah Bali sebagai destinasi wellness yang memiliki produk lokal wellness yang mendunia, generic based dan authentic based wellness product sebagai kekuatan (strength), sedangkan faktor eksternal sebagai peluang (opportunity) adalah kawasan Asia merupakan penggerak pasar pariwisata kebugaraan global.

Irma menekankan strategi prioritas pengembangan wellness tourism di Bali yakni penguatan identitas wellness tourism melalui layanan dan produk yang bercirikan keunikan lokal. la menambahkan bahwa wellness tourism dapat mendukung pariwisata berkelanjutan di Bali.

Di bagian akhir, pimpinan sidang membacakan hasil diskusi yang memutuskan promovenda lulus ujian dengan predikat “Sangat Memuaskan” sehingga promovenda berhak menyandang gelar Doktor. Promovenda merupakan dosen aktif di Program Studi Sarjana Terapan Pengelolaan Perhotelan UNUD.

Irma Rahyuda, A, Par, M.M., M.Par., M.Rech, menamatkan pendidikan sarjana pada Program Studi Manajemen Perhotelan di STP Nusa Dua (Sekarang Politeknik Pariwisata Bali) pada tahun 2000. Gelar Master bidang Manajemen Sumber Daya Manusia diperolehnya pada tahun 2009 dan gelar Master bidang Pariwisata diperolehnya pada tahun 2012 di dua tempat, yakni Universitas Udayana dan Universitas Angers, Perancis.

Selain aktif menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Irma juga aktif menjadi pembawa acara di berbagai acara bergengsi, seperti The 4th Bali Internasional Tourism Conference (2020), dan The Comparison of Factors For Choosing A Tourism Destination: A Case Study of Bangkok-Bali (2021).

(sumber: www.unud.ac.id)