Institut Otomotif Indonesia Gelar Ekspo Industri Kreatif Mobil dan Motor Seni di Bali

(Baliekbis.com), Meski baru berusia satu tahun, Institut Otomotif Indonesia (IOI) akan menyelenggarakan Expo Industri Kreatif Mobil dan Motor guna mewadahi kreativitas pelaku industri, komunitas dan masyarakat termasuk perguruan tinggi agar lebih dikenal sehingga memberikan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Expo digelar di Bali Creative Industry Centre (BCIC) Denpasar yang akan berlangsung 7 Maret- 12 Maret 2017. Selain bisa mewadahi kreativitas masyarakat, pameran yang dijadwalkan dibuka oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartato ini juga diharapkan bisa memperlihatkan peta potensi pelaku industri kreatif otomotif sehingga ke depan bisa digarap secara optimal.

“Melalui ekspo ini, para pelaku industri kreatif mobil dan motor, terutama yang bergerak di bidang komponen dan industri kreatif seperti aksesoris mobil dan motor modifikasi bisa menampilkan karya-karya unggulan mereka, termasuk para komunitas pencinta otomotif,” kata Presiden IOI I Made Dana Tangkas. Terkait kendaraan pedesaan, kepada jajaran pers, Selasa (7/3/2017) bertempat di SAS (Soto Ayam Surabaya) Teuku Umar Denpasar, Dana Tangkas mengatakan kendaraan tersebut nantinya akan sangat membantu kalangan petani. Selain harga yang terjangkau, kapasitas angkut cukup besar, kendaraan ini juga multi fungsi.

Ia optimis kendaraan ini ke depannya bisa terserap di pedesaan baik itu oleh petani maupun pedagang di desa-desa. “Pangsa pasar kendaraan ini memang untuk pedesaan,” jelsnya. Ditambahkan di Indonesia ada 74.900 desa dan nantinya diharapkan untuk tahap awal kendaraan pedesaan ini bisa terserap di sekitar 20 ribu desa yang sudah maju dan mandiri. “Pemerintah Jawa Barat yang memiliki lima ribu desa sudah memesan,” jelas Dana Tangkas didampingi Handri Yanto, Corporate Social Responsibility Office dan Sekjen IOI Yanuarto.

Made Dana Tangkas (kanan), Handri Yanto, Corporate Social Responsibility Office (tengah) dan Sekjen IOI Yanuarto.

Sedangkan expo didukung sejumlah pelaku industri otomotif nasional seperti Toyota Indonesia dan diikuti berbagai anggota asosiasi di bidang otomotif seperti PIKKO (Perkumpulan Industri Kecil Komponen Otomotif), GIAMM (Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor), IMDIA (Indonesia Mold & Dies Industry Association (IMDIA), GATOMI (Gabungan After Market Otomotif), Gabungan Modifikasi Mobil dan Motor dan sejumlah komunitas otomotif, termasuk dari Ikatan Motor Indonesia (IMI). “Para pengunjung nantinya dapat melihat berbagai kreativitas di bidang modifikasi mobil dan motor serta komponen otomotif, termasuk yang bisa
digunakan untuk aksesoris. Kami juga menyediakan bengkel bagi pengunjung yang ingin mengganti aksesoris kendaraan mereka,” kata Made Dana. Menurut Made Dana, potensi pelaku industri kreatif di bidang otomotif di Indonesia sebetulnya cukup besar, ini antara lain terlihat dari berbagai kemajuan di bidang modifikasi dan aksesoris. Sebagian besar pelakunya adalah industri kecil menengah (IKM) yang berpeluang untuk menjadi pemasok komponen, maupun kelengkapan mobil/motor lainnya.
Inilah salah satu target IOI, memperkuat IKM di bidang otomotif agar tingkat pengunaan komponen dalam negeri bisa terus ditingkatkan. “Salah satu program pemerintah saat ini adalah meningkatkan akses dan mendorong pertumbuhan IKM untuk mengisi potensi pasar yang terus berkembang. Ke depan, industri otomotif harus lebih memasyarakat dengan meningkatkan jumlah dan kualitas IKM-nya” tambah Made Dana.
Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian pada 2015 lalu telah meluncurkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-2035 atau dikenal juga dengan RIPIN. Ini adalah bagian dari upaya kabinet kerja dalam mendisain pembangunan perekonomian nasional melalui transformasi industri. Sasaran yang hendak dicapai antara lain adalah terwujudnya industry nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian nasional yang kokoh baik dalam kedalaman dan kekuatan struktur industri itu sendiri. Tujuan akhir yang hendak dicapai adalah membawa perekonomian Indonesia sebagai negara industri yang tangguh.

Untuk mencapai itu, pemerintah telah menetapkan sejumlah sasaran yaitu pertumbuhan sektor industri non migas bisa berkembang dari 6,8% pada 2015 menjadi 8,8% pada 2020, meningkat lagi menjadi 9,1% pada 2025 dan 10,5% pada 2025. Sehingga kontribusi nilai tambah industri non migas terhadap pembentukan PDB diproyeksikan bisa naik dari saat ini sekitar 21,2% menjadi 30% pada 2035. Seiring dengan peningkatan tersebut, kontribusi sektor industri terhadap ekspor juga ditargetkan meningkat dari 67,3% menjadi 78,%. Penyerapan tenaga kerja naik 15,5 juta menjadi 19,2 juta sehingga rasio tenaga kerja yang bekerja di sektor industri naik dari 14,1% menjadi 22%.

Bersamaan dengan itu, rasio impor bahan baku industri terhadap PDB sektor industri diproyeksikan bisa turun 43,1% menjadi 20%. Untuk mencapai semua itu, diperkirakan dibutuhkan investasi sekitar Rp 6.038 triliun. Sejalan dengan bangun sektor industri ke depan, dipastikan industri alat transportasi akan semakin mempunyai peran strategis dalam pentas perekonomian nasional, terutama industri alat transportasi darat atau atau
dikenal juga dengan industri otomotif. “Ke depan kita ingin, berbagai potensi otomotif bisa diisi dan dinikmati secara luas oleh pelaku industri, terutama para IKM. Melalui ekspo ini kita harapkan berbagai potensi yang ada akan semakin terwadahi untuk bersinergi, ” kata Made Dana.

Oleh karena itu, selain menampilkan berbagai produk kreatif, pada pameran ini juga akan diselenggarakan seminar, focus discussion group (FDG), sertifikasi dan business matching, serta lomba disain kendaraan pedesaan. Melalui seminar dan FDG diharapkan bisa dirumuskan berbagai masalah dan solusi dalam mengembangkan IKM otomotif, serta melalui sertfikasi dan business matching diharapkan para peserta dapat mengembangkan mitra bisnisnya. “Sedangkan dalam lomba disain kendaraan pedesaan, selain untuk medorong kreativitas juga sekaligus untuk menemukan gagasan masyarakat mengenai model kendaraan pedesaan yang akan menjadi masukan yang berharga bagi Kementerian Perindustrian dalam mengembangkan disain kendaraan pedesaan nantinya,” jelas Made Dana. (bas/ist)