Institusi Keuangan Harus Inovatif Hadapi Dinamika Global

(Baliekbis.com), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang kebutuhan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan menjadi semakin penting di tengah perubahan situasi ekonomi global yang berlangsung cepat. Untuk itu diperlukan kebijakan dan perangkat regulasi yang komprehensif serta prilaku pelaku industri keuangan yang lebih terukur dalam mengambil resiko agar sistem keuangan dan perekonomian tetap resilient dalam mengantisipasi gejolak yang dapat muncul sewaktu-waktu.

“Inovasi menjadi hal penting dan OJK harus mendorong pengembangan hal ini dalam teknologi keuangan. Harus fokus memperkuat institusi keuangan untuk menjamin stabilitas, lebih kreatif dan inovatif sesuai konteks Indonesia serta cocok dengan Indonesia,” ujar  Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad didampingi Distinguished Fellow of Asia Global Institute The University of Hong Kong Adrew Sheng , Director General Asian Development Bank Ramesh Subramaniam dan Wakil Ketua Dewan komisioner OJK Rahmat Waluyanto kepada wartawan usai pembukaan seminar internasional OJK-ADB “Navigating Financial Stability in an Evolving Global Economic System di Nusa Dua, Kamis (13/7/2017).

Muliaman mengatakan untuk membentuk industri keuangan yang stabil bukan tugas yang mudah. Ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Untuk itu kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional seperti ADB, IMF dan negara-negara lain perlu terus dilakukan. “Perlu ada kebijakan-kebijakan khusus dan mendalam terkait fintech,” ujarnya. Selain memperkuat institusi keuangan dan upaya kreatif inovatif, OJK juga lebih fokus terhadap upaya mendorong pertumbuhan ekonomi serta membuka akses keuangan kepada masyarakat untuk menghadapi dinamika ekonomi global itu. Sementara Director General Asian Development Bank Ramesh Subramaniam mengatakan kerja sama OJK-ADB agar terus dilanjutkan karena tantangan ke depan masih terus terjadi. Ia memuji Indonesia sebagai negara yang punya kontribusi besar saat ini.

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Rahmat Waluyanto saat membuka seminar internasional OJK-ADB mengatakan diperlukan pemahaman yang holisttik mengenai kondisi lingkungan yang sedang terjadi, potensi resiko yang berkembang, serta kebutuhan dari industry keuangan. Kesiapan menghadapi krisis bukanlah proses sekali waktu, melainkan perjalanan yang tidak pernah berakhir. Menurut Rahmat satu dasa warsa sejak berawalnya krisis keuangan global, telah banyak perkembangan dalam sistem perekonomian dan keuangan dunia yang terjadi selama kurun waktu tersebut. Beragam inisiatif tetah ditempuh untuk nenanggulangi dampak krisis serta memperkuat sistem keuangan global, mulai dari program stimulus di berbagai negara yang ditujukan untuk mendorong kegiatan ekonomi hingga reformasi sistem keuangan global secara masif yang dipelopori oleh negara-negara G 20. Dalam seminar internasional yang digelar bersama Bank Pembangunan Asia (ADB) itu OJK mengajak para pelaku, regulator dan praktisi ekonomi dan keuangan nasional dan mancanegara untuk mendiskusikan upaya dalam menghadapi tantangan mewujudkan stabilitas sistem keuangan.  Wewujudkan stabilitas sistem keuangan dinilai sangat penting di tengah situasi perubahan ekonomi global saat ini yang berkembang cepat, lengkap dengan perubahan di dalamnya. (bas)