Ini Bahaya Berlebihan Minum Boba

(Baliekbis.com), Bubble tea atau sering disebut ‘boba’ adalah teh kekinian yang kian marak di pasaran. Wajar saja, rasanya yang lezat dan manis, serta tampilannya yang menarik membuat banyak orang menyukai minuman ini. Tapi hati-hati, mengonsumsi bubble tea secara berlebihan bisa berdampak buruk pada kesehatanmu, lho. Teh yang merupakan salah satu bahan dasar minuman ini bisa memberikan beragam manfaat bagi kesehatan tubuh, karena kaya akan antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Namun, predikat serupa ternyata tidak bisa diberikan kepada bubble tea. Boba bahkan tidak disarankan untuk dikonsumsi rutin. Apakah alasannya?

Risiko Minum Bubble Tea secara Berlebihan

Alasan bubble tea tidak disarankan untuk dikonsumsi secara rutin adalah karena ada beberapa gangguan kesehatan yang dapat muncul jika kamu terlalu sering mengonsumsi minuman ini. Gangguan kesehatan tersebut adalah:

Kelebihan berat badan

Jika minuman teh sering disarankan untuk diet penurunan berat badan, bubble tea justru bisa memicu kenaikan berat badan. Tambahan susu, creamer, sirop, perisa buatan, dan berbagai bentuk lain dari gula dinilai menghapus istilah teh yang rendah kalori. Tambahan bola kenyal dari tapioka (pearl) yang menjadi ciri khas minuman ini pun semakin membuatnya tinggi kalori. Bayangkan saja, segelas bubble tea ukuran 500 ml lengkap dengan pearl mengandung sekitar 500 kalori. Semakin mengejutkan, bola-bola kenyal kesukaanmu itu menyumbang 100-200 kalori dari 500 kalori tersebut, lho! Ini karena pearl terbuat dari tapioka dengan bahan dasar singkong yang merupakan sumber karbohidrat. Perlu kamu ketahui, orang dewasa sehat hanya membutuhkan 1800-2000 kalori per hari. Jadi, mengonsumsi segelas bubble tea sudah memenuhi 25% asupan kalori harianmu. Padahal, setelah mengonsumsi teh kekinian ini, biasanya kamu tetap akan makan berat dan mengonsumsi cemilan lain, kan? Jadi, masuk akal bila berat badanmu cepat naik bila sering minum minuman ini.

Mengganggu kesehatan gigi

Secara umum, bubble tea adalah campuran teh, susu, dan gula, yang disajikan dalam bentuk dingin. Meski susu baik untuk kesehatan gigi, bahan-bahan tambahan lainnya justru membuatmu rentan terkena masalah pada gigi, seperti gigi berlubang. Hal ini karena gula dan bahan tambahan lain dalam bubble tea dapat diubah menjadi zat asam oleh bakteri di dalam mulut, yang bisa mengikis enamel gigi dan membuat gigi jadi berlubang.

Memicu sembelit

Pearl dalam sajian bubble tea ternyata rendah kandungan nutrisi, termasuk serat. Itulah alasannya mengapa mengonsumsi teh kekinian ini terlalu sering bisa memicu sembelit. Selain itu, tambahan zat bernama guar gum sebagai bahan campuran di dalam pearl juga dinilai dapat memicu sembelit. Ada berbagai isu kesehatan lain yang pernah dikaitkan dengan minuman manis ini. Contohnya, bola-bola kenyal pada bubble tea dikatakan bisa memicu kanker karena mengandung polychlorinated biphenyls (PCBs). PCBs termasuk senyawa karsinogen (pemicu kanker). Namun, ternyata rumor ini tak terbukti kebenarannya. Bubble tea juga pernah dilaporkan mengandung bahan kimia DEHP (di(2-ethylhexyl) phthalate). Bahan kimia ini berfungsi untuk meningkatkan warna dan tekstur produk. DEHP terbukti dapat menurunkan tingkat kesuburan dan pertumbuhan pada hewan. Meski demikian, hal ini belum terbukti pada manusia.

Selain berbagai risiko kesehatan di atas, berbagai pemanis buatan, pengental, dan pengawet yang digunakan dalam pembuatan bubble tea juga mengandung zat-zat yang dinilai tidak baik untuk kesehatan bila dikonsumsi secara berlebihan. Tips Meminimalkan Risiko Kesehatan akibat Minum Bubble Tea Bagi pencinta bubble tea, menghentikan konsumsi minuman ini secara total mungkin sulit. Oleh karena itu, sejumlah tips berikut bisa kamu lakukan agar minuman ini lebih sehat: Pesan bubble tea dengan takaran gula dikurangi atau tanpa gula.

Gula di sini termasuk sirup serta konsentrat buah yang kerap ditambahkan ke dalam minuman. Jika bisa, pilih dan pesan bubble tea yang menggunakan susu segar atau rendah lemak, daripada susu kental manis atau creamer non-dairy. Lebih baik tidak menambahkan pearl dalam pesanan atau minta pearl dikurangi. Konsumsi bubble tea dalam porsi dan frekuensi yang wajar. Misalnya, pilihlah ukuran regular (standar atau kecil) daripada large (besar), dan jangan mengonsumsinya setiap hari. Tetap minum air putih dengan jumlah yang cukup dan terapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang. Teh kekinian atau bubble tea memang menarik dan memiliki rasa yang enak. Meski begitu, mengonsumsinya secara berlebihan, tidak baik untuk kesehatan. Jika kamu menderita diabetes atau memiliki kondisi medis khusus, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya. (ist)