IFEX 2018 Datangkan 11 Ribu “Buyer” dari 15 Negara

(Baliekbis.com), IFEX (Indonesia International Furniture Expo) 2018 yang akan digelar pada tanggal 9 hingga 12 Mret 2018 di Jakarta International Expo diharapkan bisa diikuti para perajin dari Bali. Sebab dalam expo tersebut akan dihadiri sekitar 11 ribu buyer termasuk partisipan dari 15 negara. “Ini peluang yang sangat bagus bagi para perajin ikut serta sekaligus mempromosikan produk unggulannya karena pesertanya yang begitu besar dan banyaknya buyer dan partisipan dari luar negeri,” ujar Ketua DPD HIMKI (Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia) Bali Ketut Wiranantaja, di sela-sela acara Roadshow IFEX (Indonesia Internasional Furniture Expo) 2018 di Grand Ball Room Fave Hotel Tohpati, Rabu (15/11). Menurut Wiranantaja, dalam expo ini ada ruang seluas 60 ribu meter persegi yang disediakan dan tiga ribu meter persegi di antaranya disiapkan untuk kerajinan kayu. Peluang ini diharapkan bisa dimanfaatkan dengan baik. Sebab daerah-daerah lain juga sangat respons di  ajang ini. Dikatakan Jateng saja sudah memesan seribu meter persegi. Bali juga diharapkan bisa berpartisipasi lebih banyak sebab potensi kerajinan Bali sangat besar. Saat ini Bali baru bisa mengisi 400 meter persegi. Meski belum begitu besar, namun peminat diakui terus bertambah sejalan dengan makin dikenalnya IFEX ini. Badung saja yang awalnya memesan seratus, terus menambah dan kini sudah tiga ratus. “Kita harapkan dalam waktu yang ada, pesertanya akan terus meningkat,” tambah pemilik CV Wiracana yang memproduksi kipas sejak puluhan tahun ini. Ditambahkan expo yang diorganisir Dyandra dan HIMKI ini terbilang murah dibandingkan mengikuti ajang sejenis di luar negeri yang menelan biaya sangat besar.

Ketut Wiranantaja.

Sementara Kabid Perdagangan dan Industri Luar Negeri AA Ngurah Bagawinta saat membacakan sambutan tertulis Kadis Perdagangan dan Perindustrian Prov. Bali mengatakan Bali memiliki SDM yang kreatif  dan potensi IKM-nya juga sangat besar. Berdasarkan data dari tahun 2012 hingga 2016 terjadi rata-rata pertumbuhan setiap tahunnya 8 persen lebih dengan melibatkan 96.462 tenaga kerja. Investasinya mencapai Rp 3,3 triliun. Ia berharap dengan tumbuhnya industri kerajinan ini ke depannya juga bisa membantu mengatasi pengangguran yang saat inu jumlahnya sekitar 39 ribu jiwa. Untuk IKM berbasis kayu tambahnya mampu tumbuh rata-rata 6.4 perse setahunnya. Terkait ekspor kerajinan Bali disebutkan dalam lima tahun terakhir rata-rata meningkat 4,84 persen dengan nilai ekspor tahun 2012 sebesar 481 juta dolar lebih dan 574 juta dolar lebih di tahun2016 dengan tujuan ke 106 negara. Dikatakan ada 376 eksportir di Bali namun baru 67 yang mengantongi sertifikat legalitas kayu. Untuk itu ia berharap agar pengusaha melengkapi dokumen yang sah sehingga bisa lancar dalam melakukan kegiatannya. “Kami akan mendukung dan membantu memberi kemudahan-kemudahan sesuai aturan,” tambahnya. (bas)