Ida Rsi Waisnawa: Kelahiran “Suksma Bali” Wujud Syukur kepada Tuhan, Alam dan Manusia Bali

(Baliekbis.com), Bali menjadi “rumah besar” yang menghidupkan jutaan orang. Maka sudah sepatutnya ada ungkapan rasa terima kasih dan upaya riil untuk menjaga alam lingkungan, adat budaya, manusia Bali dan juga nilai-nilai spiritualitas Bali. Berangkat dari kesadaran itu elemen masyarakat yang tergabung dalam Paiketan Krama Bali melahirkan wadah “Suksma Bali” sebagai wujud aspirasi berbagai komponen masyarakat termasuk pelaku usaha di berbagai bidang. “Suksma Bali merupakan wujud merefleksikan terima kasih dan penghargaan kita kepada Bali tercinta, tempat kita semua dianugerahkan kehidupan,” kata Ketua SC (Steering Commite) Suksma Bali Ida Rsi Waisnawa Agni Budha Wisesanatha didampingi Penasehat Suksma Bali I Made Ramia Adnyana S.E.,M.M., CHA., dan Ketua Umum Suksma Bali I Made Yoga Iswara,BBA,BBM,MM,CHA., usai rapat persiapan program Suksma Bali di Hotel Sovereign Kuta, Rabu (1/8) malam.

Suksma Bali dirancang sebagai bentuk wujud syukur terhadap tiga elemen kehidupan sesuai filosofi Tri Hita Karana yakni Parahyangan, Palemahan dan Pawongan. Jadi berbagai kegiatan Suksma Bali nanti dalam bentuk suksma kepada Tuhan, suksma kepada alam Bali dan suksma kepada manusia Bali. Dikatakan, meski sebuah pulau kecil namun eksistensi Bali mampu memberikan kehidupan kepada masyarakatnya. Selain pertanian, perdagangan umum, pariwisata adalah sumber penggerak kehidupan masyarakat Bali. Pariwisata Bali eksis karena keunikan budaya masyarakat Bali dan dirasakan faktanya karena taksu tanah Bali yang sakral. “Industri pariwisata menjadi hulu bagi bisnis-bisnis lainnya termasuk pula bagi destinasi pariwisata lainnya di Indonesia,” ujar Ida Rsi Waisnawa.

Keberadaan budaya Bali yang menjadi daya tarik pariwisata adalah kunci strategis yang patut dihargai. Oleh karena itu industri pariwisata wajib terlibat ikut serta melestarikannya, sehingga tercipta ajeg Bali dan industri pariwisata yang berkelanjutan. Diakui saat ini sudah cukup banyak refleksi rasa syukur dan terima kasih kepada Bali dalam berbagai manifestasinya di masyarakat. Namun hal itu dirasakan masih belum cukup pantas dan selaras dengan besarnya yang diberikan Bali kepada kita semua. Berdasarkan aspirasi itu, Paiketan Krama Bali mengambil inisiatif untuk mewujudkan sebuah karya nyata dengan harapan semua stakeholder dapat mengekspresikan terima kasihnya lebih rekat secara kejiwaan dan lebih kongkrit melalui kegiatan yang akan digelar Suksma Bali.

Ida Rsi Waisnawa.

Gerakan Suksma Bali ini dirancang menjadi acara tahunan dan diharapkan bisa menjadi tradisi tambahan bagi masyarakat khususnya di kalangan industri pariwisata maupun non pariwisata. “Suksma Bali diharapkan dapat menciptakan kebersamaan yang lebih kuat sesama warga Bali dari berbagai elemen,” tambah Ida Rsi Waisnawa.

Melalui Suksma Bali, pelaku usaha (pariwisata, pertanian, pendidikan, perdagangan, dll) diharapkan menjadi semakin akrab dan lebih ramah serta dekat dengan masyarakat. Dengan Suksma Bali para pelaku usaha tersebut beserta stakeholder terkait diharapkan selalu sadar akan fungsi strategis dan peran budaya Bali. “Dengan gerakan Suksma Bali yang berkesinambungan diharapkan tercipta destinasi Bali yang semakin berkualitas dan berkelanjutan,” kata Ida Rsi Waisnawa.

Penasehat Suksma Bali I Made Ramia Adnyana S.E.,M.M., CHA., menambahkan ada sejumlah kegiatan yang akan digelar tahun ini yakni Simposium, Charity Dinner dan Suksma Bali Award. Simposium ini nantinya menggali masukan seluruh stakeholder pariwisata tentang bagaimana membuat Bali lebih baik sehingga terjalin komunikasi yang lebih intensif. Sementara Charity Dinner akan mengundang para dermawan dari pelaku usaha dan pejabat di Bali. Ditargetkan minimal 1.000 orang hadir di BNDCC Nusa Dua pada 15 Desember 2018 ini. Acara ini juga dirangkai dengan Suksma Bali Award yang memberikan penghargaan kepada para tokoh di berbagai bidang yang berjasa pada Bali. (bas)