Huawei APAC Digital Innovation Congress: Inovasi untuk Era Digital di Asia Pasifik

(Baliekbis.com), Ajang Huawei APAC Digital Innovation Congress yang digelar bersama oleh Huawei dan ASEAN Foundation dibuka hari ini, dihadiri oleh lebih dari 1.500 pejabat pemerintah, para pakar, peneliti, mitra dan analis dari lebih dari 10 negara di kawasan Asia Pasifik, untuk menjelajahi masa depan inovasi digital dan ekonomi digital. Topik yang diusung dalam gelaran ini antara lain perkembangan terkini dalam bidang TIK, percepatan transformasi digital di seluruh sektor industri, serta pembangunan hijau dan rendah karbon.

“Kawasan Asia Pasifik adalah salah satu kawasan dengan kebudayaan paling kaya dan perekonomian paling hidup di seluruh dunia,” cetus Ken Hu, Rotating Chairman Huawei dalam kata sambutannya. “Sejak lama, kawasan ini memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dunia, dan kini memegang peran yang sama pentingnya dalam inovasi digital,” lanjutnya, mengutip fakta bahwa banyak negara Asia Pasifik telah menerapkan transformasi digital hingga ke tingkat kebijakan strategis, sembari terus mendorong kampanye lingkungan.

“Huawei memiliki rekam jejak yang kuat di Asia Pasifik. Kami telah melayani begitu banyak pelanggan di kawasan ini selama lebih dari 30 tahun, dan kami bangga dapat mendukung pembangunan digital kawasan ini. Ke depannya, kami akan terus melakukan investasi besar-besaran untuk membantu para mitra kami di kawasan Asia Pasifik untuk mencapai tujuan pembangunan strategis mereka. Di tahun 2022, kami akan meningkatkan dukungan bagi terwujudnya Green and Digital APAC (Asia Pasifik yang Lestari dan Digital) degan mendorong infrastruktur digital, pembangunan rendah karbon, dan inklusi digital.”

Yang Mee Eng, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation, juga berbicara dalam kongres tersebut. “Hanya dengan SDM digital yang kuat dapat terwujud kawasan Asia Pasifik yang inklusif dan tangguh,” tegasnya. “Huawei APAC Digital Innovation Congress 2022 ini merupakan satu lagi titik pencapaian penting dalam kemitraan ASEAN Foundation – Huawei untuk terus membangun sebuah ekosistem pembelajaran yang berfokus pada pengembangan SDM, yang akan membantu mengatasi masalah kesenjangan keterampilan digital di kawasan kita ini.”

Deputi Sekjen Masyarakat Ekonomi ASEAN Satvinder Singh menguraikan kemajuan yang telah dicapai sejauh ini menuju ASEAN Digital Masterplan 2025 (Rencana Induk Digital untuk ASEAN Tahun 2025). Ia menyampaikan pandangannya mengenai bagaimana pandemi telah mendorong laju transformasi digital. “Di kawasan ASEAN, sejak bermulanya pandemi COVID-19, telah muncul 60 juta konsumen digital baru, membuat ASEAN menjadi basis internet terbesar ketiga di dunia dengan hampir 400 juta pengguna internet. Pendapatan digital di kawasan ASEAN diperkirakan akan mencapai US$363 miliar di tahun 2025.” Singh menegaskan, “Transformasi digital menuntut adanya koordinasi yang lebih kuat antar berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, untuk sepenuhnya merealisasikan potensi transformasi digital di ASEAN.”

Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia berbicara tentang bagaimana inovasi telah membantu membentuk Indonesia yang Digital (Digital Indonesia). “Teknologi garis depan (frontier) dapat menjadi mesin pendorong pemulihan dan kebangkitan kembali. Protokol Kebersihan, Kesehatan, dan Keberlanjutan Keselamatan & Lingkungan yang dikustomisasi, diadaptasi dan disesuaikan dengan kebutuhan setempat dapat berperan penting untuk mengubah arah sektor pariwisata dan industri kreatif.” Sandiaga melanjutkan, “Sejalan dengan upaya kami untuk terus mencari solusi baru dan terobosan teknologi untuk mendorong transformasi di sektor industri di Indonesia, kami baru saja menandatangani kesepakatan strategis bersejarah dengan Huawei untuk meningkatkan kualitas SDM digital Indonesia serta memperkuat perusahaan rintisan lokal, dalam rangka mendorong optimalisasi pemanfaatan teknologi untuk membantu sektor industri bangkit bersama-sama dan menjadi lebih kuat.”

Simon Lin, President of Huawei Asia Pacific Region, menyampaikan paparan tentang melimpahnya peluang digital di kawasan Asia Pasifik. Ia berbicara tentang misi perusahaan yang berbunyi “Di Asia Pasifik, untuk Asia Pasifik”, yang menjadi dasar komitmen Huawei untuk menjadi kontributor utama bagi ekonomi digital Asia Pasifik, serta untuk bekerja sama dengan para pelanggan dan mitranya untuk membangun kehidupan digital yang lebih ramah lingkungan.

Lin berujar, “Huawei ingin membantu Asia Pasifik membangun infrastruktur unggulan yang ramah lingkungan, menciptakan ekosistem industri yang maju dan berkembang, serta mendorong terwujudnya Asia Pasifik yang inklusif dan berkelanjutan.”

Lin menjelaskan bahwa Huawei telah menyediakan konektivitas bagi lebih dari 90 juta rumah tangga dan satu miliar pengguna seluler di seluruh Asia Pasifik. Pangsa pasar IaaS Huawei saat ini memegang peringkat ke-4 di kawasan Asia Pasifik yang terus berkembang, dan Huawei saat ini mengintegrasikan teknologi digital dengan teknologi elektronika daya untuk mewujudukan masa depan yang lebih hijau.

Di Asia Pasifik, Huawei menjalin kemitraan dengan hampir 1.000 perusahaan dan mitra cloud, serta berencana untuk menginvestasikan US$100 juta dalam ekosistem rintisan Spark. Bersama dengan para mitranya, Huawei telah melatih 170.000 SDM digital lokal, dan berencana menyediakan pelatihan digital untuk 500.000 SDM lainnya dalam lima tahun sebagai bagian dari upayanya untuk membangun ekosistem SDM yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi digital.

Dalam gelaran kongres digital Huawei, diadakan juga sesi diskusi panel yang menghadirkan Prof. Paul Cheung, Direktur Asia Competitiveness Institute di Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore; Mohamed Djelid, Direktur Biro Sains Regional (Regional Science Bureau) UNESCO untuk Kawasan Asia dan Pasifik; Dr. Iskandar Samad, President & Chief Executive Officer MIMOS Berhad, yakni pusat penelitian dan pengembangan ilmu terapan nasional di Malaysia; dan David Lu, President of Huawei Asia Pacific Strategy & Marketing. Para panelis sepakat bahwa terwujudnya Digital Asia-Pasific tergantung pada perencanaan strategis tingkat tinggi secara efektif, kebijakan yang ramah industri, infrastrukur digital yang solid, adopsi aplikasi digital secara luas, serta ekosistem SDM digital yang kuat.

Selain itu, termasuk dalam gelaran kongres adalah empat sesi industri yang fokus pada berbagai inovasi terbaru dalam bidang infrastruktur digital: kampus pintar, pusat data full-stackdigital power, dan cloud. Dalam sesi Kampus Pintar, Huawei meluncurkan solusi untuk skenario multi-kampus, yang mencakup jaringan kampus yang disederhanakan dan skenario FTTO/FTTM, serta membagikan sejumlah pencapaian terbarunya dan praktik terbaik kepada para pelanggan dan mitra. Dalam sesi cloud, Huawei menampilkan untuk pertama kalinya produk-produk dan solusi baru seperti GaussDB, sebuah database penyimpanan cloud terbaru, dan DevCloud, sebuah “toko serba-ada” digital untuk produk-produk DevOps yang bertujuan mendukung pengembangan perangkat lunak secara lebih efisien. (ist)