Harga Paket Wisata Harus Distandarisasi

(Baliekbis.com), Gubernur Bali Made Mangku Pastika menerima audiensi dari Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali, yang dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Penentu Kebijakan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali Dr Ir Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati M Si atau biasa dipanggil Cok Ace di ruang kerjanya, Senin (5/6/2017). Dalam kesempatan itu, Cok Ace melaporkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terus mengalami peningkatan. Sejalan dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ini, Bali dituntut untuk dapat menyediakan pariwisata berkualitas bagi para wisatawan baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Namun, pihaknya amat menyayangkan adanya beberapa pelaku industri pariwisata yang bersaing dengan tidak sehat dalam upaya menarik wisatawan dengan memberikan harga paket wisata yang sangat murah dan menomorduakan kualitasnya, dan hal ini berdampak buruk bagi citra pariwisata Bali. “Persaingan tidak sehat antar-pelaku industri pariwisata telah berimbas pada kualitas pariwisata itu sendiri. Paket wisata dijual dengan harga sangat murah dan tentu saja kualitasnya juga murahan. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut maka akan berdampak buruk bagi pariwisata kita kedepannya,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Pastika yang didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Gede Yuniartha serta Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra menyampaikan, bahwasannya persaingan tidak sehat yang terjadi di kalangan pelaku industri pariwisata dengan memberi harga semurah-murahnya, tanpa memperhatikan kualitas akan memberi dampak besar pada citra pariwisata Bali. Untuk itu, Gubernur mendorong untuk ditetapkannya payung hukum yang jelas, terkait standarisasi harga paket wisata tersebut sehingga kualitas pariwisata akan terjaga. “Saya rasa solusinya adalah dengan membuat payung hukum, terkait standarisasi harga minimum untuk paket wisata. Standarisasi ini akan digunakan patokan atau dasar bagi pelaku industri pariwisata dalam menjual paket wisatanya. Kalau ada travel yang menjual harga di bawah standar yang ditetapkan, kita siapkan juga sanksi yang tegas bagi yang melanggar. Semua komponen masyarakat baik itu pelaku industri pariwisata maupun para akademisi agar membuat kajian terkait standarisasi tersebut, dengan cara ini kualitas pariwisata akan dapat terjaga,” katanya.

Di samping itu, orang nomor satu di Bali ini juga mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya terror yang akhir-akhir ini banyak terjadi, terlebih Bali sebagai daerah tujuan pariwisata dunia sehingga kondusivitas serta keamanan menjadi hal penting yang harus dijaga. Di sisi lain, Gubernur juga mengajak para pelaku pariwisata untuk bersipa siap menyambut even akbar pertemuan IMF – World Bank yang akan dilaksanakan di Nusa Dua Bali pada Bulan Oktober Tahun 2018 yang rencananya diikuti oleh 15 ribu peserta yang berasal dari 158 negara di dunia. “Tahun depan kita akan melaksanakan even akbar IMF – World Bank 2018. Ini adalah kesempatan emas untuk membangun pariwisata Bali pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Jadi saya minta siapkan dari sekarang promosi, pertunjukkan seni serta destinasi pariwasata yang kita miliki. Kita berikan yang terbaik bagi kemajuan pariwisata kita,” kata dia. (bp)