Hadiri “Pebayuhan Wetuan lan Sapuh Leger”, Dr. Mangku Pastika,M.M.: Semeton Pasek Harus Bersatu dan Tidak Mudah Terprovokasi

Anggota DPD Mangku Pastika mengajak Semeton Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) tetap bersatu dan kuat agar bisa keluar dari kebodohan dan kemiskinan. Kuncinya harus bersatu. Tidak ada alasan tidak jengah, ‘petilesang ragane’, ‘iraga nak lacur’.

(Baliekbis.com), Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. mengharapkan pelaksanaan “Bebayuhan Wetuan lan Sapuh Leger” pada Hari Tumpek Wayang, Sabtu (1/10) menjadi momentum penting bagi Semeton Pasek untuk tetap melakukan perubahan yang lebih baik dan bersatu agar bisa keluar dari kebodohan dan kemiskinan.

“Dengan meningkatkan keyakinan saya yakin ini bisa diwujudkan dan umat Hindu yang lahir pada Tumpek Wayang dapat terhindar dari malapetaka,” ungkap Mangku Pastika saat menghadiri upacara “Pebayuhan Wetuan lan Sapuh Leger” yang diselenggarakan oleh MGPSSR Kota Denpasar, bertempat di Pasraman Widya Graha Kepasekan Peguyangan Kangin diikuti 216 peserta.

Mantan Gubernur Bali dua periode ini juga mengingatkan selain upakara, Semeton Pasek agar mengikuti dengan perubahan sikap. “Perilaku jelek, kelakuan tidak bagus pasti akan menemui malapetaka. Pikiran, perkataan dan perbuatan harus baik dan benar. Meksipun upakara berkali-kali jika perilaku tak baik pasti akan membawa malapetaka. Ingat ada hukum karma. Semeton Pasek jaga perilaku dan kebersamaan,” pesan Mangku Pastika.

Kepada generasi muda (Semeton Pasek) diingatkan agar tekun belajar, bekerja dan bersatu sehingga kebodohan dan kemiskinan tidak terjadi lagi.
“Ini pasraman tempat kita untuk bersatu. Mempersatukan diri agar kuat. Cerai berai itu lemah, bersatu kita teguh,” harapnya.

Mangku Pastika pun mengingatkan upacara yang bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila ini, agar Semeton MGPSSR tidak mudah terkena provokasi, politik identitas. Namun tetap memperkuat persatuan dan kesatuan NKRI yang berdasarkan Pancasila. Apalagi menjelang perhelatan politik 2024, akan ada pergantian Presiden, Pemilihan Gubernur, Bupati/Walikota termasuk Pemilihan Legislatif baik DPR, DPD, DPRD tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Diharapkan, Semeton MGPSSR bisa mendukung penuh para calon-calon yang dapat memajukan kecerdasan, kesejahteraan  masyarakat. “Mereka yang dipilih, diharapkan bisa mengakomodir kebutuhan Semeton MGPSSR,” harapnya.

Maka dari itu, pihaknya meminta agar bisa bertemu dan berkumpul lagi dalam menyatukan komitmen tersebut. Meksipun dirinya tidak berencana maju kembali pada Pemilu 2024, tetapi pemimpin Bali yang mewakili daerah dan pusat harus banyak dari Semeton Pasek sehingga bisa mengatasi kebodohan dan kemiskinan.

Menurutnya, masyarakat Bali masih banyak yang kurang mampu sekitar 70 persen lebih. Hal itu diketahui ketika Mangku Pastika menjabat sebagai Kapolda Bali. Sebelumnya dirinya besar di Sumatra, sekolah di Jawa dan dinas beberapa kali ke daerah lain di luar Bali dan luar negeri. Meskipun memang Mangku Pastika lahir di Bali.

Atas kondisi itu, pihaknya mau maju menjadi Gubernur Bali. Mangku Pastika pun berhasil memimpin Bali selama dua periode 2008-2018 yang mengusung “Bali Mandara”. “Semua program Bali Mandara memang diperuntukkan 100 persen kepada orang miskin,” ujar Mangku Pastika. Program Bali Mandara, antara lain Bedah Rumah, Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu), Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri), dan Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida). Program lainnya terkait sektor pendidikan (SMAN/SMAKN Bali Mandara), kesehatan (JKBM, Rumah Sakit Bali Mandara), pembenahan infrastruktur (Tol Bali Mandara), hingga pelestarian adat, seni, dan budaya.

Sementara itu, Ketua MGPSSR Denpasar Jero Mngku Made Susila didampingi Ketua Panitia Jero Mangku Wayan Sudha menjelaskan rangkaian upakara untuk membantu dan meringankan biaya Semeton Pasek.

Selain meringankan beban umat, acara itu dapat meningkatkan kebersamaan Semeton Pasek. Diharapkan pula, acara itu mampu bersihkan hal-hal cemer dalam diri seseorang dari efek kelahiran Tumpek Wayang. Kegiatan itu sudah dilaksanakan dari tanggal 25 September. Ia berharap pemerimtah agar hadir sehingga bisa bersama-sama membantu dan meringankan umat Hindu dalam melakukan upakara.

Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak mengharapkan, umat Hindu bisa menghadapi perubahan dalam era disrupsi setelah melakukan upakara tersebut. Dengan adanya perubahan yang lebih baik itu sebagai pertanda keberhasilan dari proses usaha kehidupan yang lebih maju. Dengan spirit satyam-siwam-sundaram niscaya eksistensi Hindu akan terus mewarnai perjalanan bangsa ini, khususnya di Bali.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Raka Purwantara berharap Semeton Pasek mampu memahami pesan-pesan yang disampaikan Anggota DPD Mangku Pastika. Pemerintah Kota Denpasar telah berupaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan agar bisa keluar dari kebodohan dan kemiskinan.

Sabtu Kliwon Wuku Wayang atau lebih dikenal di Bali dengan Tumpek Wayang. Upacara Tumpek Wayang jatuh setiap 6 bulan (210 hari) menurut kalender Bali jatuh pada Hari Sabtu/Saniscara Kliwon Wuku Wayang. Menurut tradisi di Bali, seorang anak yang lahir pada Wuku Wayang harus melukat dengan Tirta Wayang Sapuh Leger.
(ist)