Habib Lutfhi Yahya: Indonesia Itu Saudara, Mari Jagalah dengan Baik

(Baliekbis.com), Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, ulama kharismatik asal Pekalongan, Jawa Tengah. yang dikenal sebagai tokoh agama yang selalu menyerukan semangat kesatuan dan persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di bawah naungan NKRI dan Pancasila memuji kekompakkan tokoh agama dan pejabat pemerintah di Bali. “Semestinya ini menjadi contoh tauladan, dan itu harapan saya. Saya sangat merindukan kedamaian khususnya untuk NKRI,” ujar Habib Lutfi pada acara PemudaTabligh Akbar Kebangsaan, Senin (19/3) malam, di Masjid Agung Sudirman Denpasar yang dihadiri sekitar 2.000 jamaah dan tokoh. Terkait dengan kerukukan umat beragama di Bali, Habib Lutfhi mengatakan dirinya tidak bisa memberikan komentar. “Saya tidak bisa komentar karena yang menyambut saya macam-macam. Ini sudah jelas, saya kagum dengan itu, haru hati saya, ini yang seharusnya dijadikan contoh oleh kita semua. Bahwa kita melihat Indonesia beragam. Ternyata Indonesia itu saudara, dan itu yang paling mahal. Karena kita semua saudara, mari jagalah dengan baik,” katanya.


Habib Lutfi mengajak masyarakat untuk kembali mengingat jasa para pahlawan yang rela meninggalkan keluarga serta mempertaruhkan nyawanya demi kemerdekaan Republik Indonesia. “Nah pertanyaannya, malu apa tidak kita-kita ini sama beliau yang telah memerdekakan bangsa ini, dan tegaknya merah putih. Kalau malu, Insya Allah kita akan membangun bangsa ini dengan lebih baik sebagaimana cita-cita para leluhur,” ujarnya. Habib Lutfhi mengungkapkan, sebaiknya kita bisa memberi contoh kepada masyarakat, kepada umat, agar jangan sampai mudah terpengaruh oleh berita hoaks yang terkadang bisa menimbulkan pecah belah diantara sesama. “Maka dari itu dengan adanya di Bali seperti sekarang ini saya kagum sekali. Kekompakkan tokoh agama dan pejabat pemerintah semestinya ini menjadi contoh tauladan, dan itu harapan saya,” kata Habib. Dikatakan dengan kedamaian meski berbeda baju, hal itu akan dapat memajukan beberapa sarana dan prasarana seperti ekonomi, pertanian, ketahanan nasional dan keamanan. “Insya Allah apabila kita selalu bergandeng tangan, Insya Allah tidak akan memberikan peluang seujung rambut pun, bagi oknum-oknum manusia yang akan bertepuk kalau melihat Indonesia terpecah belah,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui Forum Peduli NKRI Bali bekerjasama dengan Lembaga Dakwah PBNU menggelar acara PemudaTabligh Akbar Kebangsaan, di Masjid Agung Sudirman Denpasar.
Menurut Ketua Panitia Tabligh Akbar Mocka Djatmika, acara ini sengaja digagas dan diinisiasi oleh teman-teman dari berbagai latar belakang ras dan agama, sebagai manisfestasi dari semangat toleransi dan kebersamaan sesama anak bangsa. “Kami bersama membangun dialog, justru dari latar yang berbeda-beda, semakin menguatkan ikatan persatuan diantara kami. Harapannya ini menjadi contoh bahwa perbedaan yang ada tidak menjadi penghalang untuk saling bergandengan,” ucapnya disela kegiatan. Pembawa acara sekaligus penasehat panitia Kyai Enha mengatakan acara ini merefleksikan semangat keislaman dan keindonesiaan yang berpadu dengan serasi dan saling menguatkan. Panitia berharap acara ini bukan cuma sekali ini saja. Seperti yang diungkapkan Hengky Suryawan, Ketua FP NKRI “Mungkin nanti kita juga akan membuat kepanitiaan bersama untuk menggelar acara-acara keagamaan lain. Panitianya juga dari elemen berbagai agama,” katanya. Menurut Hengky, pihaknya sedang menggagas kemah kebangsaan yang akan dihadiri oleh berbagai segmen populasi yang tujuannya semakin mengeratkan nilai-nilai kebangsaan. “Indonesia adalah harta kita bersama. Kita yang harus menjaganya. Tanpa Indonesia yang damai, tidak ada artinya semua upaya kehidupan kita,” tukasnya.

Menurut Kadek Agus Ekananta, toleransi di Bali memang masih bisa diandalkan. Semua penganut agama bisa menjalankan agamanya dengan bebas, bahkan untuk perayaan hari-hari besar keagamaan biasanya berbagai kalangan saling bahu membahu. “Ketika Nyepi, teman-teman dari masjid juga membantu kekhusyukan kami,” ucapnya. Kadek sendiri mengerahkan teman-teman Pecalangnya untuk ikut menjaga keamanan acara tersebut. Bahkan, panitia acara juga bekerjasama dengan Banser, Ansor Bali, serta Ormas Laskar Bali yang sigap mengatur lalu lintas dan ketertiban jama’ah di sekitar lokasi acara.  Jemima Wulandari, wanita berdarah Tionghoa, penulis dan pengajar sekolah minggu ini, terlihat sibuk mengurus konsumsi untuk jamaah. “Bagi saya membantu terselenggaranya acara yang penuh kebaikan ini juga bagian dari refleksi kecintaan pada Indonesia. Saya merindukan kerjasama seperti ini terjadi di mana-mana. Semoga semangat kebersamaan ini menyebar ke seluruh pelosok tanah air,” katanya. Acara Tabligh Akbar dibuka dengan pembacaan kitab suci Alquran, menyanyikan Indonesia Raya dan pembacaan teks Pancasila. (bas)