Gusti Wijaya: Warga Jangan Lengah, Tinggi Potensi Terjadi Kecurangan di TPS

(Baliekbis.com), Potensi terjadinya kecurangan dalam pilgub Bali cukup tinggi. Untuk itu warga diminta ikut mengawasi proses pilgub ini terutama di tingkat TPS sehingga pilgub bisa berjalan dengan baik. “Kita inginkan pilgub ini berjalan bersih dan luber agar melahirkan pemimpin Bali yang berkualitas dan sesuai pilihan rakyat tanpa ada tekanan atau paksaan,” ujar Ketua Badan Pengamanan Saksi Koalisi Rakyat Bali (KRB) I Gusti Putu Wijaya, Minggu (10/6) usai mengikuti rapat di Rumah Apresiasi di Renon. Dikatakan paslon Mantra-Kerta berkomitmen mewujudkan pemilukada yang langsung,  umum, bebas dan rahasia (Luber) serta jujur dan adil (Jurdil) yang sejalan dengan tagline KPU “Pemilih Berdaulat, Negara Kuat”. Guna mewujudkan pemilu yang luber dan jurdil ini tentu menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk para konstituen. “Untuk itu warga diminta jangan lengah dan selalu mengikuti setiap tahapan proses pilkada seperti mulai dari pembagian kartu pemilih hingga tahapan-tahapan selanjutnya,” ujar Gung Wijaya.

Pasalnya kecurangan bisa dimulai dari tidak diterimanya kartu C6 oleh pemilih dan pemanggilan nama pemilih saat hendak mencoblos. Di sini juga bisa berpotensi adanya “Joki”. “Kita juga akan meminta pada petugas di lapangan untuk mendatangi KPPS guna mengkonfirmasi berapa kartu C6 yang tidak tersalurkan,” ucapnya dengan serius.  “Pada prinsipnya persoalan-persoalan teknis di lapangan akan menjadi catatan saksi kita di TPS,” sebut Gung Wijaya begitu kerap disapa. Pihaknya tidak ingin ada kekosongan yang menimbulkan kesempatan pihak tertentu berbuat curang. “Kami ingin para saksi dan KPPS melaksanakan proses itu secara baik, sesuai dengan mekanismenya. Jangan main-main dengan pilgub ini karena penting bagi Bali ke depan,” tegas Gung Wijaya. Dalam konteks pilgub berjalan adil, bersih dan luber, pihaknya telah melakukan serangkaian kegiatan antara lain penyiapan saksi di lapangan. Semua yang dilakukan tiada lain agar tak terjadi kecurangan yang merugikan rakyat Bali untuk melahirkan pemimpin yang bersih, jujur dan berkualitas. (bas)